Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/11/2020, 10:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Lobster adalah salah satu hidangan laut populer yang jadi primadona banyak orang.

Makanan laut bercangkang ini biasanya dihidangkan dengan cara memasak direbus, dikukus, atau dimasak dengan aneka saus.

Tak hanya nikmat disantap, hidangan laut bercita rasa manis sedikit gurih ini memiliki sederet nutrisi penting untuk tubuh.

Melansir Medical News Today, lobster mengandung selenium, zinc, asam lemak omega-3, fosfor, zat besi, kolin, kalsium, magnesium, vitamin A, B12, dan E.

 Baca juga: 10 Manfaat Durian untuk Kesehatan

Dengan kandungan nutrisinya tersebut, berikut beberapa manfaat lobster untuk kesehatan:

1. Tinggi protein, rendah lemak

Lobster termasuk makanan berprotein tinggi, tapi cenderung memiliki sedikit lemak.

Melansir Live Strong, satu porsi atau sekitar 170 gram lobster mengandung 28 gram protein, 1,2 gram lemak, dan 0,3 gram lemak jenuh.

Protein ini dapat menyediakan asam amino yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.

 

2. Mendukung kesehatan tulang

Manfaat lobster untuk kesehatan lainnya yakni menjaga tulang agar tetap prima.

Lobster termasuk makanan yang banyak mengandung fosfor dan kalsium. Kedua mineral tersebut berfungsi menjaga kepadatan tulang dan membuat tulang tetap kuat.

Selain itu, kalsium juga dapat mendukung kesehatan saraf. Sedangkan fosfor berfungsi memberikan nutrisi pada membran sel tubuh.

Baca juga: 5 Manfaat Shirataki untuk Kesehatan, Makanan Ajaib Berkhasiat

3. Menyehatkan otak

Ilustrasi sajian lobster. PEXELS/NICK BONDAREV Ilustrasi sajian lobster.
Kombinasi kolin dan vitamin B12 yang terdapat dalam lobster merupakan nutrisi penting untuk menyehatkan otak.

Kolin merupakan nutrisi yang mendukung produksi neurotransmiter atau senyawa kecil untuk komunikasi di otak.

Melansir Verywell Fit, kolin juga sangat bermanfaat untuk menyehatkan otak kalangan lansia.

Orang tua yang rutin diberi asupan mengandung kolin terbukti lebih jarang terkena penyakit degeneratif otak seperti pikun atau penyakit alzheimer.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau