Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/12/2020, 16:10 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Jumlah pasien positif virus corona semakin meroket setiap harinya.

Menurut laporan Cleveland Clinic, hal ini juga bisa terjadi akibat banyaknya mitos atau informasi kesehatan keliru yang beredar melalui internet atau media sosial.

Riset juga membuktikan. kesalahan informasi mengenai Covid-19 bisa menyebabkan risiko kesehatan yang serius untuk masyarakat.

Baca juga: Mengapa Stres Membuat Kita Rentan Jatuh Sakit?

Berikut berbagai mitos keliru seputar Covid-19:

1. Percuma melakukan protokol kesehatan karena virus corona selalu bermutasi

Mutasi adalah kejadian alami dan umum pada virus. Virus corona termasuk ke dalam jenis virus RNA, yang rentan terhadap perubahan dan mutasi.

Meski demikian, kita masih memiliki cara untuk memperlambat atau mencegah penyebarannya, salah satunya dengan menerapkan protokol kesehatan.

Protokol kesehatan masih menjadi cara terbaik untuk mencegah penyebaran dan penularan virus hingga ditemukan vaksin.

2. Jangan khawatir terinfeksi Covid-19 karena peluang sembuhnya mencapai 99 persen

Sebenarnya, virus ini bisa mematikan dan dapat menyebabkan efek jangka panjang yang serius.

Meskipun tingkat kematian untuk individu yang sehat dan kelompok usia yang lebih muda rendah, masih ada kemungkinan mengalami sakit parah karena virus corona.

Gejala COVID-19 dapat berlangsung 10 hari atau lebih dan dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang yang serius, seperti pembekuan darah, masalah neurologis, dan kerusakan pada jantung, paru-paru, serta ginjal.

Secara umum, angka kematian berubah berdasarkan usia dan bergantung pada masalah medis lainnya.

3. Pakai masker hanya perlu dibagian mulut saja

Mulut dan hidung saling terhubung. Saat kita bersin, batu, atau bernapas, kita menggunakan keduanya.

Itu sebabnya, masker yang kita pakai harus menutupi hidung dan mulut.

Menurunkan masker di bawah hidung berpotensi menularkan atau terinfeksi virus dari udara sekitar kita.

4. Pakai obat kumur atau alkohol adalah cara efektif untuk bersihkan masker

Obat kumur tidak mengandung cukup alkohol untuk membersihkan masker. Kita jugatidak disarankan untuk merendam masker dalam alkohol.

Cara terbaik adalah membersihkan masker sesuai petunjuk yang tersedia di labelnya.

Sebagian besar masker kain tahan lama dan dapat bertahan di mesin cuci. Jika ingin mencucinya dengan tangan, gunakan deterjen dan air panas atau hangat.

Kucek masker selama 30 hingga 60 detik, bilas, dan biarkan mengering. Berhati-hatilah untuk tidak menggunakan deterjen secara berlebihan agar tidak ada residu yang tertinggal pada masker.

Pasalnya, residu deterjen yang tertinggal dapat mengiritasi kulit. Jika memakai masker bedah sekali pakai, buang setelah digunakan.

Baca juga: Mengenal 3 Jenis Tes Covid-19, Mana yang Paling Akurat?

5. Tes Covid-19 tidak ada yang akurat

Memang beberapa kesalahan bisa terjadi dalam tes medis apapun, namun itu jarang terjadi.

Hasil tes yang tidak akurat biasanya disebabkan oleh faktor waktu dan sampe.

Seseorang bisa saja terpapar virus namun belum mengalami infeksi atau menunjukan gejala. Akhirnya, hasil tes tidak akurat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

5 Tanda Gagal Ginjal yang Terlihat pada Kaki, Kenali Cirinya

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Tip Jitu Kelola Gaji biar Enggak Kandas di Minggu Pertama

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Tanda-tanda Gula Darah Tinggi di Malam Hari yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Mensos Kaji Usulan Dedi Mulyadi soal KB Vasektomi Jadi Syarat Bansos

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Pengelola Pasar Caringin Siap Bersihkan Ribuan Ton Sampah Sesuai Perintah Dedi Mulyadi

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Dedi Mulyadi Sebut Suami yang Divasektomi Dapat Insentif Rp 500.000

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Bayar PBB Sekarang Bisa dari Mana Saja, Cukup Pakai BRImo

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Dedi Mulyadi Dorong Program Vasektomi, KB Pria Akan Jadi Syarat Terima Beasiswa dan Bansos

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Ancaman Pembunuhan Tak Bikin Nyali Dedi Mulyadi Ciut, Kampung Preman Pun Didatangi

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 4 Desember 2024

api-1 . CONTEXT-EVENT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 5 Desember 2024

api-1 . CONTEXT-EVENT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Lifestyle

Ashanty Puasa 120 Jam, Ini Pendapat Dokter tentang Prolonged Fasting…

api-1 . CONTEXT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Bukan Iseng atau Bercanda, Tanda Tangan Emoji Senyum Kapolda Babel Ternyata Asli

api-1 . CONTEXT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Penjualan Minuman Keras Jadi Alasan Warga Tolak Pembukaan Bar di Hotel Kartika One

api-1 . CONTEXT

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prabowo Pakai Istilah "Hasil Terbaik Cepat" untuk Perbaikan Pendidikan di Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau