KOMPAS.com - Bell’s palsy adalah kelumpuhan otot wajah yang umumnya memengaruhi salah satu sisi wajah.
Sebelah wajah penderita bell’s palsy bisa mengalami lumpuh atau menjadi kaku.
Tidak seperti stroke, gangguan saraf ini muncul secara bertahap dan dapat memburuk dalam kurun waktu dua sampai tiga hari.
Baca juga: Kenali Apa itu Bells Palsy yang Sekilas Mirip Gejala Stroke
Menurut NHS, bell’s palsy dapat menyerang setiap orang, termasuk anak-anak. Umumnya penyakit ini dialami orang berusia 15 sampai 60 tahun.
Penyakit ini rentan dialami ibu hamil, penderita diabetes, influenza, dan penyakit pernapasan lainnya.
Melansir WebMD, gejala bell’s palsy di antaranya:
Gejala bell’s palsy umumnya membaik setelah tiga minggu. Terkadang proses pemulihannya memakan waktu tiga sampai enam bulan.
Baca juga: Stres Dapat Menyebabkan Stroke, Kok Bisa?
Dilansir dari Johns Hopkins Medicine, para ahli menyebut bell’s palsy disebabkan kerusakan saraf wajah, tepatnya saraf kranial ketujuh.
Kerusakan saraf ini menyebabkan peradangan yang memengaruhi saraf yang mengendalikan beberapa bagian wajah seperti bagian mata, air liur, indra perasa, sampai ke dekat telinga.
Beberapa faktor risiko yang bisa jadi penyebab bell’s palsy di antaranya:
Baca juga: 10 Penyebab Stroke dan Faktor Risikonya
Karena sebagian besar bell’s palsy disebabkan infeksi virus, penyakit yang menyerang saraf ini sulit dicegah.
Penyakit ini dapat menyerang penderitanya sekali, namun juga bisa kambuh di kemudian hari.
Bell’s palsy juga rentan dialami orang yang memiliki orangtua atau saudara dengan penyakit sejenis.
Dengan perawatan medis yang tepat, bell’s palsy bisa disembuhkan dan kondisi fisik penderita dapat kembali normal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.