KOMPAS.com - Gangguan kepribadian ambang atau borderline personality disorder adalah masalah kesehatan mental yang memengaruhi suasana hati sampai interaksi dengan orang lain.
Borderline personality disorder membuat pengidapnya punya masalah dengan citra diri sendiri, susah mengontrol emosi dan perilaku, serta sulit menjalin hubungan dengan orang lain.
Gangguan kepribadian ambang biasanya muncul saat masa puber. Kondisi ini biasanya memburuk di masa dewasa dan berangsur-angsur membaik seiring bertambahnya usia.
Berikut penjelasan lebih lanjut tentang apa itu borderline personality disorder, gejala, penyebab, sampai cara mengatasinya.
Baca juga: Apa itu Self Love?
Dilansir dari Help Guide, borderline personality disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat pengidapnya tidak stabil.
Pengidap tidak hanya mengalami krisis identitas. Mereka juga mengalami masalah emosi dan hubungan dengan orang sekitar.
Orang dengan borderline personality disorder cenderung sangat sensitif. Hal remeh temeh dapat memicu reaksi yang intens. Begitu kesal, mereka sulit menenangkan diri.
Saat suasana hati karut-marut, tak ayal sisi emosional pengidap bisa mengacaukan hubungan dengan orang sekitar.
Respons mereka dapat berupa perkataan yang menyakitkan atau bertindak tidak pantas.
Kendati sekilas terlihat sulit ditangani, gangguan kepribadian ambang ini bisa diobati dengan dukungan dan perawatan yang tepat.
Baca juga: Kenali Apa itu Toxic Relationship, Tanda Hubungan Sudah Tak Sehat
Baca juga: Apa itu Cemburu?
Penderita didiagnosis memiliki gangguan kepribadian ambang apabila mengalami setidaknya lima tanda atau gejala borderline personality disorder di atas.
Selain itu, gejalanya berlangsung dalam waktu yang lama, sampai memengaruhi banyak bidang kehidupan.
Hindari sembarangan mendiagnosis atau melabeli diri dengan masalah kesehatan mental ini. Diagnosis yang tepat hanya bisa disimpulkan lewat pemeriksaan oleh ahli kesehatan mental.
Konsultasikan ke dokter jika mengalami beberapa gejala gangguan kepribadian ambang di atas.
Baca juga: Apa itu Kleptomania?