KOMPAS.com - Biduran adalah benjolan ruam kemerahan di kulit yang kerap disertai dengan gatal.
Masalah kulit yang dikenal juga sebagai urtikaria ini cukup umum terjadi.
Sekitar 20 persen orang dilaporkan pasti pernah terserang biduran paling tidak sekali seumur hidup.
Baca juga: 15 Kondisi Orang yang Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19
Saat reaksi alergi terjadi, tubuh melepaskan protein yang disebut histamin.
Sementara ketika histamin ini dilepaskan, pembuluh darah kecil yang disebut kapiler mengeluarkan cairan.
Cairan dapat menumpuk di kulit dan menyebabkan ruam.
Biduran biasanya berwarna merah, merah muda, atau berwarna daging, dan terkadang terasa perih atau sakit.
Melansir Health Line, dalam kebanyakan kasus, biduran disebabkan oleh reaksi alergi terhadap obat atau makanan, dan bisa menjadi reaksi terhadap iritasi di lingkungan.
Dalam banyak kasus, biduran adalah masalah akut (sementara) yang bisa diatasi dengan obat alergi.
Sebagian besar ruam bahkan bisa hilang dengan sendirinya.
Namun, kasus biduran kronis (berkelanjutan) yang disertai reaksi alergi parah, merupakan masalah medis yang lebih besar.
Melansir Medical News Today, biduran pada dasarnya terjadi ketika tubuh bereaksi terhadap alergen (sesuatu yang menghasilkan reaksi alergi) dan melepaskan histamin dan bahan kimia lainnya dari bawah permukaan kulit.
Baca juga: Dokter Sebut Ubah Warna Kulit Jadi Putih Bisa Picu Kanker Kulit
Histamin dan bahan kimia menyebabkan peradangan dan cairan menumpuk di bawah kulit, menyebabkan bintil.
Contoh pemicu biduran yang diketahui meliputi:
Di lebih dari separuh kasus, orang tidak pernah menemukan penyebab biduran pastinya.