Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/01/2021, 10:08 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Konstipasi atau sembelit adalah salah satu keluhan yang cukup sering dialami oleh banyak orang.

Sembelit dapat dipahami sebagai kondisi atau gejala hambatan gerak sisa makanan di saluran pencernaan, sehingga buang air besar (BAB) tidak bisa lancar atau teratur.

Dalam kondisi normal, setiap 24 jam, usus besar (kolon) akan dikosongkan secara periodik.

Baca juga: 12 Cara Mengatasi Sembelit Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Ini berarti, seseorang dapat didiagnosis mengalami sembelit jika tidak dapat BAB selama dua hari atau lebih.

Gejala sembelit juga bisa berupa tinja keras atau sensasi tidak mampu mengeluarkan tinja saat BAB.

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan kondisi itu terjadi.

Banyak orang mungkin telah memahami bahwa pola makan yang buruk, seperti minim konsumsi serat dan cairan, serta kurangnya aktivitas fisik adalah penyebab umum sembelit.

Tapi, bagaimana dengan stres?

Ternyata, masalah mental ini juga bisa menyebabkan sembelit.

Kenapa bisa demikian?

Melansir Medical News Today,ketika stres psikologis menyebabkan gejala fisik, itu dikenal sebagai gejala somatik.

Efek hormon stres pada tubuh dapat menyebabkan sembelit.

Selain itu, ketika seseorang stres, mereka cenderung makan makanan yang tidak sehat, kurang olahraga atau tidur, atau lupa untuk tetap terhidrasi.

Baca juga: 14 Makanan Pelancar BAB untuk Mengatasi Sembelit

Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan sembelit.

Menurut sebuah karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal Expert Review of Gastroenterology & Hepatology pada 2014, para peneliti telah mengidentifikasi beberapa cara di mana stres dapat menyebabkan sembelit.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau