KOMPAS.com – Refluks asam lambung adalah kondisi ketika asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan, yakni saluran yang menghubungkan mulut ke perut.
Kebanyakan orang mengalami refluks ringan dari waktu ke waktu. Risiko komplikasi umumnya rendah jika refluks ringan.
Sebaliknya, refluks asam lambung yang sering terjadi dapat menjadi tanda dari suatu kondisi yang dikenal sebagai penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD).
Meskipun GERD sendiri bukan kondisi yang mengancam nyawa, penyakit ini dapat menyebabkan masalah kesehatan dan komplikasi yang lebih serius jika tidak ditangani.
Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Vitamin C Tinggi
Melansir Mayo Clinic, refluks asam ringan atau sesekali biasanya tidak perlu dikhawatirkan.
Meskipun dapat menyebabkan ketidaknyamanan sementara, hal itu tidak menimbulkan risiko kesehatan yang besar.
Orang yang mengalami refluks asam lambung lebih dari dua kali seminggu mungkin menderita GERD, suatu kondisi yang berhubungan dengan lebih banyak gejala dan komplikasi.
Gejala umum GERD di antaranya meliputi:
Baca juga: 10 Cara Mengobati Sakit Tenggorokan Secara Alami
Melansir Health Line, dalam beberapa kasus, GERD dapat menyebabkan komplikasi.
Beberapa di antaranya bisa menjadi serius, terutama jika tidak ditangani.
Banyak dari komplikasi ini terkait satu sama lain.
Mari kita lihat lebih dekat beberapa masalah kesehatan yang lebih serius yang dapat muncul karena GERD.
1. Esofagitis
Refluks asam lambung yang sering terjadi dapat memicu peradangan di kerongkongan, suatu kondisi yang dikenal sebagai esofagitis.
Baca juga: Cara Mengatasi Sakit Mag dengan Kunyit
Esofagitis membuat sulit menelan dan terkadang menyakitkan.
Gejala lainnya termasuk:
Esofagitis kronis yang tidak diobati dapat menyebabkan tukak dan striktur esofagus. Ini juga dapat meningkatkan risiko Anda terkena kanker esofagus.
2. Ulkus esofagus
Asam lambung dapat merusak lapisan esofagus, menyebabkan ulkus yang menyakitkan.
Jenis ulkus peptikum ini dikenal dengan nama tukak esofagus.
Ulkus esofagus dapat menyebabkan gejala, seperti:
Namun, tidak semua orang yang mengalami tukak esofagus memiliki gejala.
Baca juga: 9 Cara Mengatasi Hidung Tersumbat Secara Alami dan dengan Bantuan Obat
Jika tidak diobati, tukak esofagus dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti perforasi esofagus (lubang di esofagus) atau tukak berdarah.
3. Striktur esofagus
GERD yang tidak diobati dapat memicu peradangan, jaringan parut, atau pertumbuhan jaringan abnormal (neoplasia) di kerongkongan.
Akibatnya, kerongkongan bisa menjadi lebih sempit dan kencang.
Kondisi ini, yang dikenal sebagai striktur esofagus, sering kali membuat menelan sulit atau menyakitkan.
Kondisi ini juga dapat mempersulit makanan dan cairan untuk mengalir dari kerongkongan ke perut, dan pernapasan bisa terasa sesak.
Dalam beberapa kasus, makanan padat atau padat bisa tersangkut di kerongkongan.
Hal ini dapat meningkatkan risiko Anda tersedak.
Baca juga: 8 Gejala Awal Penyakit Pneumonia pada Anak
Selain itu, jika Anda tidak dapat dengan mudah menelan makanan dan cairan, ini dapat menyebabkan malnutrisi dan dehidrasi.
4. Pneumonia aspirasi
Asam lambung yang naik ke tenggorokan atau mulut bisa terhirup ke paru-paru. Hal ini dapat menyebabkan pneumonia aspirasi, infeksi paru-paru yang menyebabkan gejala seperti:
Pneumonia aspirasi dapat menjadi serius dan bahkan fatal jika tidak ditangani.
Perawatan biasanya melibatkan antibiotik dan, dalam kasus yang lebih parah, rawat inap dan perawatan suportif untuk pernapasan.
Baca juga: Kenali 11 Tanda Seseorang Mungkin Akan Meninggal Dunia
5. Barrett’s esophagus
Kerusakan yang berkelanjutan pada esofagus yang disebabkan oleh asam lambung dapat memicu perubahan sel pada lapisan esofagus.
Dengan Barrett’s esophagus, sel skuamosa yang melapisi esofagus bagian bawah digantikan oleh sel kelenjar.
Sel-sel ini mirip dengan sel yang melapisi usus.
Barrett’s esophagus berkembang pada sekitar 10 hingga 15 persen orang yang menderita GERD.
Kondisi ini cenderung memengaruhi pria hampir dua kali lebih sering daripada wanita.
Ada sedikit risiko bahwa sel kelenjar ini bisa menjadi kanker dan menyebabkan kanker esofagus.
Baca juga: Kapan Harus ke Dokter Ketika Sakit Tenggorokan?
6. Kanker esofagus
Orang yang menderita GERD berisiko sedikit lebih tinggi terkena jenis kanker esofagus tertentu yang dikenal sebagai adenokarsinoma esofagus.
Kanker ini menyerang bagian bawah kerongkongan, menyebabkan gejala seperti:
Kanker esofagus sering kali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal.
Orang biasanya hanya memperhatikan gejala setelah kanker telah mencapai tahap yang lebih lanjut.
Selain GERD, faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorag terkena kanker esofagus meliputi:
Baca juga: Kanker Esofagus (Kerongkongan): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.