Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Komplikasi Heartburn Tak Terkontrol yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 24/01/2021, 14:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Bagi kebanyakan orang, sensasi terbakar yang menyakitkan di dada yang berasal dari heartburn hanya gangguan ringan sesekali.

Namun, bagi yang mengalaminya secara rutin, heartburn tidak terkontrol bisa berubah menjadi masalah yang sangat serius.

Heartburn terjadi karena naiknya asam lambung ke esofagus (kerongkongan).

Baca juga: 11 Cara Mengatasi Heartburn Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Heartburn adalah gejala penyakit gastroesophageal reflux yang paling umum atau GERD.

GERD dihasilkan dari kerja katup yang tidak tepat, yang disebut sfingter esofagus bagian bawah atau lower esophageal sphincter (LES), yang biasanya menahan makanan dan asam di dalam perut.

Ketika sfingter esofagus tidak bekerja dengan benar, itu memungkinkan asam lambuk untuk naik ke kerongkongan.

Anda mungkin bisa menyesuaikan diri dengan ketidaknyamanan akibat heartburn.

Tetapi, jika Anda tidak mengobatinya, Anda bisa berakhir dengan efek samping jangka panjang yang serius.

Berikut ini beberapa komplikasi yang dapat terjadi dengan heartburn yang tidak terkontrol:

1. Esofagitis, Barrett's esophagus, dan kanker esofagus

Melansir WebMD, ketika asam lambung berulang kali kembali naik ke esofagus, mereka dapat melukai lapisan sensitifnya.

Cedera itu dapat menyebabkan peradangan yang menyakitkan yang disebut esofagitis.

Baca juga: Heartburn: Gejala, Penyebab hingga Cara Mengatasinya

Akhirnya, asam di kerongkongan hilang, menyebabkan pendarahan.

Jika pendarahannya cukup berat, darah dapat masuk ke saluran pencernaan dan muncul sebagai kotoran berwarna gelap.

Esofagitis juga dapat menyebabkan tukak, yaitu luka terbuka pada lapisan esofagus.

Pada sebagian kecil orang, paparan asam jangka panjang dari GERD dapat menyebabkan kondisi yang disebut Barrett’s esophagus (BE).

Dalam BE, sel abnormal terbentuk dan menggantikan sel yang rusak akibat refluks asam.

Sel-sel ini diketahui berpotensi menjadi kanker.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau