KOMPAS.com - Bagi kebanyakan orang, sensasi terbakar yang menyakitkan di dada yang berasal dari heartburn hanya gangguan ringan sesekali.
Namun, bagi yang mengalaminya secara rutin, heartburn tidak terkontrol bisa berubah menjadi masalah yang sangat serius.
Heartburn terjadi karena naiknya asam lambung ke esofagus (kerongkongan).
Baca juga: 11 Cara Mengatasi Heartburn Secara Alami dan dengan Bantuan Obat
Heartburn adalah gejala penyakit gastroesophageal reflux yang paling umum atau GERD.
GERD dihasilkan dari kerja katup yang tidak tepat, yang disebut sfingter esofagus bagian bawah atau lower esophageal sphincter (LES), yang biasanya menahan makanan dan asam di dalam perut.
Ketika sfingter esofagus tidak bekerja dengan benar, itu memungkinkan asam lambuk untuk naik ke kerongkongan.
Anda mungkin bisa menyesuaikan diri dengan ketidaknyamanan akibat heartburn.
Tetapi, jika Anda tidak mengobatinya, Anda bisa berakhir dengan efek samping jangka panjang yang serius.
Berikut ini beberapa komplikasi yang dapat terjadi dengan heartburn yang tidak terkontrol:
1. Esofagitis, Barrett's esophagus, dan kanker esofagus
Melansir WebMD, ketika asam lambung berulang kali kembali naik ke esofagus, mereka dapat melukai lapisan sensitifnya.
Cedera itu dapat menyebabkan peradangan yang menyakitkan yang disebut esofagitis.
Baca juga: Heartburn: Gejala, Penyebab hingga Cara Mengatasinya
Akhirnya, asam di kerongkongan hilang, menyebabkan pendarahan.
Jika pendarahannya cukup berat, darah dapat masuk ke saluran pencernaan dan muncul sebagai kotoran berwarna gelap.
Esofagitis juga dapat menyebabkan tukak, yaitu luka terbuka pada lapisan esofagus.
Pada sebagian kecil orang, paparan asam jangka panjang dari GERD dapat menyebabkan kondisi yang disebut Barrett’s esophagus (BE).
Dalam BE, sel abnormal terbentuk dan menggantikan sel yang rusak akibat refluks asam.
Sel-sel ini diketahui berpotensi menjadi kanker.
Mereka yang menderita Barrett’s esophagus memiliki peningkatan risiko adenokarsinoma esofagus atau kanker esofagus.
Kemungkinan terkena kanker lebih besar pada mereka yang merokok atau mengalami obesitas.
Jika Anda mengalami heartburn yang parah dan berkepanjangan, lebih baik segera hubungi dokter Anda.
Baca juga: Kapan Harus ke Dokter Ketika Sakit Tenggorokan?
2. Mempersempit esofagus
Kerusakan esofagus dari waktu ke waktu juga dapat menyebabkan jaringan parut (striktur) yang mempersempit pembukaan esofagus.
Bagian yang menyempit ini dapat membuat penderitannya sulit menelan dan mengganggu makanan dan cairan yang masuk ke perut.
Striktur esofagus juga dapat menyebabkan kejang esofagus, nyeri dada yang menyakitkan yang mirip dengan serangan jantung.
Betapapun tidak menyenangkannya, orang yang mengembangkan striktur esofagus biasanya merasa lega dari keluhan heartburn mereka. Itu karena penyempitan dapat menghalangi asam naik ke kerongkongan.
3. Asma dan masalah pernafasan lainnya
Asma dan heartburn sering kali berjalan beriringan.
Penelitian telah menemukan bahwa sekitar 30-80 persen pasien asma juga mengalami gejala GERD.
Baca juga: Apakah Mungkin Menderita Pneumonia Tanpa Demam?
Apakah asma menyebabkan GERD atau sebaliknya masih belum diketahui.
Salah satu penjelasan yang mungkin tentang hubungan antara GERD dan asma adalah bahwa asam yang kembali dari lambung masuk ke saluran udara.
GERD juga dikaitkan dengan beberapa kondisi pernapasan lainnya, termasuk:
4. Masalah suara dan tenggorokan
Asam dari GERD dapat memengaruhi tenggorokan, menyebabkan suara serak dan radang tenggorokan.
Beberapa orang, terutama mereka dengan refluks asam yang sangat parah, telah melaporkan perubahan suara.
Baca juga: 6 Komplikasi Asam Lambung yang Perlu Diwaspadai
Sisi positifnya, masalah suara dan tenggorokan cenderung merespons pengobatan GERD dengan sangat baik.
5. Masalah gigi
Ketika asam keras masuk ke mulut, mereka dapat merusak email gigi.
Sejumlah penelitian telah mencatat bahwa orang dengan GERD mengalami erosi gigi lebih dari biasanya.
Kondisi tersebut juga dapat menyebabkan bau mulut dan peningkatan produksi air liur.
6. Komplikasi heartburn pada anak-anak
Melansir Health Line, bayi dan anak-anak juga dapat mengalami heartburn dan gejala GERD lainnya.
Meskipun mereka mungkin tidak dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang mereka rasakan, mereka pada akhirnya dapat mengembangkan banyak komplikasi yang sama seperti orang dewasa jika kondisinya tidak diobati.
Baca juga: 10 Cara Mengobati Sakit Tenggorokan Secara Alami
Bayi dengan refluks parah mungkin gagal makan dengan benar. Hal ini, pada gilirannya, mengarah pada pertumbuhan yang buruk.
Jika sampai “menyedot” asam lambung ke dalam saluran udara, bayi dan anak-anak dapat mengalami pneumonia berulang.
Beberapa peneliti bahkan berpendapat bahwa sindrom kematian bayi mendadak mungkin terkait dengan penyumbatan saluran udara akibat refluks.
Sebelum Anda khawatir heartburn Anda mengarah langsung ke esofagitis atau kanker esofagus, Anda harus tahu ada beberapa perawatan yang tersedia.
Perawatan ini dapat meredakan heartburn dan mengurangi risiko komplikasi.
Seorang ahli gastroenterologi sering kali dapat menggunakan endoskop untuk melihat kerongkongan Anda dan mendiagnosis kondisi Anda.
Baca juga: Kapan Harus ke Dokter Ketika Sakit Tenggorokan?
Ada juga tes lain yang dapat digunakan untuk membantu diagnosis.
Perawatan untuk GERD biasanya melibatkan pengobatan dan intervensi gaya hidup.
Namun, pada kesempatan yang jarang, operasi mungkin diperlukan untuk meredakan penyumbatan atau mencegah asam menumpuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.