Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Tanda Dehidrasi pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 11/02/2021, 12:08 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Bagi para orang tua, bersiaplah untuk merespons kondisi tersebut.

Baca juga: 7 Penyebab Dehidrasi yang Perlu Diwaspadai

Tanda peringatan dehidrasi pada anak-anak

Dehidrasi bisa terjadi sangat lambat seiring waktu atau bisa terjadi secara tiba-tiba.

Melansidr Health Line, anak-anak dengan penyakit, terutama gastroenteritis atau flu perut, harus diawasi dengan ketat untuk tanda-tanda dehidrasi.

Tanda peringatan dehidrasi tidak selalu terlihat jelas.

Jangan menunggu sampai anak-anak terpantau sangat haus.

Jika benar-benar haus, anak-anak mungkin sudah mengalami dehidrasi.

Sebaliknya, perhatikan tanda-tanda peringatan dehidrasi berikut:

  1. Bibir kering dan pecah-pecah
  2. Urine berwarna gelap
  3. Sedikit atau tidak ada urine (kencing) selama delapan jam
  4. Kulit dingin atau kulit kering
  5. Mata cekung atau ubun-ubun cekung di kepala (untuk bayi)
  6. Kantuk berlebihan
  7. Tingkat energi yang rendah
  8. Tidak ada air mata saat menangis
  9. Kerewelan ekstrim
  10. Napas cepat atau detak jantung cepat

Dalam kasus yang paling serius, anak-anak yang mengalami dehidrasi bisa menjadi mengigau atau tidak sadarkan diri.

Baca juga: 7 Penyebab Urine Berwarna Gelap yang Perlu Diketahui

Cara mengobati dehidrasi pada anak-anak

Satu-satunya cara untuk mengatasi dehidrasi secara efektif adalah dengan mengisi kembali cairan yang hilang.

Dehidrasi ringan bisa ditangani di rumah.

Jika anak-anak mengalami diare, muntah, atau demam, atau menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, coba lakukan langkah-langkah berikut:

  • Beri anak-anak larutan rehidrasi oral seperti Pedialyte. Larutan ini mengandung air dan garam dalam proporsi yang tepat dan mudah dicerna. Air biasa biasanya tidak cukup. Jika tidak memiliki larutan rehidrasi oral, para orang tua dapat mencoba susu atau jus encer sampai bisa mendapatkannya.
  • Terus berikan cairan pada anak-anak secara perlahan sampai urine mereka jernih. Jika anak-anak muntah, berikan hanya sedikit demi sedikit sampai mereka mampu menahannya. Anak-anak mungkin hanya bisa mentolerir sesendok penuh pada satu waktu, tapi apa pun itu lebih baik daripada tidak sama sekali. Tingkatkan frekuensi dan jumlahnya secara bertahap. Memberi terlalu banyak atau terlalu cepat cairan sering kali akan menyebabkan muntah
  • Jika ibu masih menyusui, terus lakukan. Ibu juga bisa memberi bayi larutan rehidrasi di botol

Baca juga: 18 Tanda Dehidrasi yang Perlu Diwaspadai

Kapan harus ke dokter?

Merangkum WebMD, sebaiknya segera bawa anak-anak ke dokter jika mengalami beberapa kondisi yang terkait dengan dehidrasi berikut:

  • Tampak tidak pulih atau menjadi lebih dehidrasi
  • Ada darah di tinja atau muntahan anak-anak
  • Anak menolak untuk minum atau mendapatkan larutan rehidrasi oral
  • Muntah atau diare terus-menerus atau parah, dan mereka tidak dapat minum cukup cairan untuk mengimbangi seberapa banyak yang hilang
  • Diare berlangsung lebih dari beberapa hari

Seorang dokter dapat memeriksa dehidrasi dan mengisi kembali cairan dan garam anak dengan cepat secara intravena (melalui pembuluh darah) jika diperlukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau