Sementara itu, jika tubuh Anda membuat cukup hormon ini, tetapi ginjal Anda tidak merespons sebagaimana mestinya, Anda berarti menderita diabetes insipidus nefrogenik.
Dalam bentuk apa pun, hasilnya sama saja. Di mana, ginjal Anda tidak dapat menyimpan air.
Jadi, meskipun Anda mengalami dehidrasi, ginjal akan tetap mengeluarkan banyak cairan dan tidak bisa menghasilkan urine yang pekat.
Baca juga: 10 Gejala Awal Diabetes Tipe 2 yang Harus Diwaspadai
Orang yang mengalami diabetes insipidus cenderung akan selalu merasa haus dan minum lebih banyak karena berusaha mengimbangi banyaknya cairan yang hilang lewat urine.
Sama seperti penyakit lainnya, diabetes insipidus adalah kondisi yang tak boleh dibiarkan begitu saja.
Merangkum Mayo Clinic, dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit dalam darah adalah dua komplikasi utama dari diabetes insipidus.
Beberapa gejala dehidrasi yang dapat dikenali, yakni:
Selain dehidrasi, diabetes insipidus memang dapat menyebabkan ketidakseimbangan mineral dalam darah, seperti natrium dan kalium (elektrolit) yang menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
Gejala ketidakseimbangan elektrolit mungkin termasuk:
Untuk mencegah kondisi lebih parah terjadi, seseorang sangat dianjurkan untuk bisa segera menemui dokter jika melihat gejala diabetes insipidus, seperti buang air kecil berlebihan dan merasa sangat haus.
Baca juga: 18 Tanda Dehidrasi yang Perlu Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.