KOMPAS.com – Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi di atas nilai normal.
Kadar gula darah pada seseorang sebenarnya berfluktuasi, yakni bisa naik turun sepanjang hari, tergantung dengan asupan makanan dan aktivitas yang dilakukan.
Tapi, baik International Diabetes Federation (IDF), American Diabetes Association (ADA), maupun Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) sama-sama menunjukkan bahwa diagnosis atas diabetes bisa ditegakkan jika kadar gula darah seseorang pada saat puasa di atas 126 mg/dL dan kadar gula darah dua jam sesudah makan mencapai angka di atas 200/dL.
Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?
Ketika mengalami situasi itu, siapa saja kiranya perlu segera melakukan langkah-langkah untuk mengontrol kadar gula darah agar jangan sampai timbul komplikasi serius.
Seperti diketahui, diabetes dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan berbagai masalah kesehatan lain yang tak layak dianggap remeh, termasuk stroke.
Secara umum, penderita diabetes bahkan 1,5 kali lebih mungkin untuk bisa mengalami stroke dibandingkan orang tanpa diabetes.
Lantas, bagaimana diabetes bisa menyebabkan stroke?
Dilansir dari Health Line, diabetes dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk membuat insulin atau menggunakannya dengan benar.
Karena insulin memainkan peran penting dalam menarik glukosa ke dalam sel dari aliran darah, penderita diabetes sering kali memiliki terlalu banyak gula dalam darahnya.
Seiring waktu, kelebihan gula ini dapat berkontribusi pada penumpukan gumpalan atau timbunan lemak (plak) di dalam pembuluh yang memasok darah ke leher dan otak. Proses ini dikenal sebagai aterosklerosis.
Baca juga: 8 Gejala Awal Penyakit Diabetes
Jika endapan ini dibiarkan begitu saja, hal itu dapat menyebabkan penyempitan dinding pembuluh darah atau bahkan penyumbatan total.
Ketika aliran darah ke otak berhenti karena alasan apa pun, maka terjadilah penyakit stroke.
Melansir Medical News Today, stroke adalah suatu kondisi di mana pembuluh darah di otak mengalami kerusakan.
Stroke dapat dicirikan oleh sejumlah faktor, termasuk ukuran pembuluh darah yang rusak, pembuluh darah di otak mana yang mengalami kerusakan, dan peristiwa apa yang sebenarnya menyebabkan kerusakan tersebut.
Jenis utama stroke ada tiga, yakni stroke iskemik, stroke hemoragik, dan serangan iskemik transien atau transient ischemic attack (TIA).