Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/05/2021, 14:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Efek jangka panjang dari hipertensi pulmonal

Mirip dengan bagaimana tekanan darah tinggi sistemik dapat menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mengirimkan darah ke tubuh, hipertensi pulmonal dapat terjadi ketika arteri di paru-paru menyempit dan menebal, sehingga memperlambat aliran darah melalui arteri pulmonalis ke paru-paru.

Akibatnya, tekanan di arteri Anda meningkat saat jantung Anda bekerja lebih keras untuk mencoba memaksa darah masuk.

Melansir Medical News Today, gagal jantung bisa terjadi ketika jantung menjadi terlalu lemah untuk memompa cukup darah ke paru-paru.

Gagal jantung merupakan penyebab utama kematian bagi penderita hipertensi pulmonal.

Komplikasi hipertensi pulmonal lain termasuk darah masuk ke paru-paru dan batuk darah (hemoptisis). Kedua komplikasi ini juga bisa berakibat fatal.

Pembekuan darah dan detak jantung tidak teratur (aritmia) adalah kemungkinan komplikasi lain dari hipertensi pumonal yang patut diantisipasi.

Jika mencurigai menderita hipertensi pulmonal, seseorang harus segera mencari pertolongan medis.

Menerima bantuan medis segera dapat mengurangi risiko dan tingkat keparahan komplikasi.

Baca juga: 10 Bahaya Darah Tinggi yang Perlu Diwaspadai

Gejala hipertensi pulmonal

Gejala awal hipertensi pulmonal yang bisa terjadi dan patut diwaspadai, antara lain yakni:

  • Sesak napas saat melakukan aktivitas rutin
  • Kelelahan
  • Nyeri dada
  • Detak jantung berdebar kencang
  • Nyeri di perut bagian kanan atas
  • Nafsu makan menurun

Gejala hipertensi pulmonal selanjutnya bisa meliputi:

  • Merasa pusing, terutama saat melakukan aktivitas fisik
  • Pingsan
  • Bengkak di pergelangan kaki atau tungkai
  • Bibir atau kulit kebiruan

Baca juga: 10 Minuman untuk Menurunkan Darah Tinggi

Diagnosis hipertensi pulmonal

Hipertensi pulmonal dapat berkembang secata perlahan, tanpa tanda dan gejala awal.

Gejala yang muncul dapat dikaitkan dengan asma atau kondisi paru-paru atau jantung lainnya.

Untuk mendiagnosis hipertensi paru, dokter mungkin akan bertanya tentang gejala dan faktor risiko Anda, termasuk kondisi medis lainnya dan riwayat keluarga.

Memiliki anggota keluarga dengan hipertensi pulmonal meningkatkan risiko terkena penyakit ini.

Selain itu, dokter mungkin akan merekomendasikan tes lebih lanjut untuk mendiagnosis hipertensi paru dan menemukan penyebab dan tingkat keparahannya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau