Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Obat Penurun Darah Tinggi, Fungsi, Contoh, dan Efek Sampingnya

Kompas.com - 07/04/2021, 06:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Sebagian penderita hipertensi dianjurkan minum obat penurun darah tinggi untuk mengontrol kadar tekanan darahnya.

Melansir NHS, obat penurun darah tinggi biasanya diberikan bagi penderita hipertensi yang berisiko terkena serangan jantung atau stroke.

Kondisi tersebut mengacu pada penderita darah tinggi yang kadar tekanan darahnya ajek di atas 140/90 mmHg dan memiliki beberapa risiko penyakit kardiovaskuler karena pola hidupnya tidak sehat.

Baca juga: 7 Cara Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Tanpa Obat

Dilansir dari American Heart Association, jenis obat penurun darah tinggi yang diresepkan dokter antara lain:

  1. Diuretik
  2. Beta-blocker
  3. ACE inhibitor
  4. Angiotensin II receptor blocker
  5. Calcium channel blocker
  6. Alpha blocker
  7. Alpha-2 receptor agonist
  8. Kombinasi alpha dan beta-blocker
  9. Central agonist
  10. Peripheral adrenergic inhibitor
  11. Vasodilator

Berikut penjelasan jenis obat penurun darah tinggi, fungsi, contoh, dan efek sampingnya:

1. Diuretik

Obat penurun darah tinggi ini berfungsi membantu tubuh membuang kelebihan natrium atau garam dan air dari tubuh.

Contoh:

Diuretik tiazid (chlorthalidone/ Hygroton, chlorothiazide/ Diuril, hydrochlorothiazide/ Hydrodiuril, Microzide, indapamide/ Lozol, metolazone/ Zaroxolyn; diuretik potassium-sparing (amiloride/ Midamor, spironolactone/ Aldactone, triamterene/ Dyrenium; diuretik loop (bumetanide/ Bumex, furosemide/ Lasix, torsemide/ Demadex; dan diuretik kombinasi.

Baca juga: 8 Buah untuk Menurunkan Darah Tinggi

Efek samping:

Sejumlah obat diuretik bisa menurunkan pasokan mineral kalium tubuh. Dokter biasanya meresepkan diuretik jenis tertentu bersama suplemen kalium atau menyarankan penderita mengonsumi asupan tinggi kalium.

2. Beta-blocker

Obat untuk darah tinggi ini bekerja dengan memblokir bahan kimia tertentu yang merangsang kinerja jantung. Efeknya, detak jantung menurun, beban kerja jantung berkurang, dan menurunkan tekanan darah.

Contoh:

Acebutolol (Sectral), atenolol (Tenormin), betaxolol (Kerlone), bisoprolol (Zebeta), bisoprolol/hydrochlorothiazide (Ziac), metoprolol tartrate (Lopressor), metoprolol succinate (Toprol-XL), nadolol (Corgard), pindolol (Visken), propranolol (Inderal), solotol (Betapace), dan timolol (Blocadren).

Efek samping:

Sejumlah beta blocker memiliki efek samping bisa membuat susah tidur, tangan dan kaki dingin, detak jantung lambat, kelelahan, suasana hati jadi murung, sampai impotensi.

3. Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor

Obat penurun darah tinggi ini bekerja dengan menekan produksi angiotensin, sehingga pembuluh darah lebih rileks dan longgar.

Contoh:

Benazepril hydrochloride (Lotensin), captopril (Capoten), enalapril maleate (Vasotec), fosinopril sodium (Monopril), lisinopril (Prinivel, Zestril), moexipril (Univasc), perindopril (Aceon), quinapril hydrochloride (Accupril), ramipril (Altace), trandolapril (Mavik).

Efek samping:

Sejumlah ACE inhibitor memiliki efek samping memicu ruam kulit, tidak peka rasa, batuk kering, dan gangguan ginjal.

Baca juga: 5 Sayur untuk Menurunkan Darah Tinggi

4. Angiotensin II receptor blocker

Obat untuk darah tinggi ini bekerja dengan memblokir efek angiotensin, sehingga zat ini menjaga pembuluh darah tetap longgar, dan darah bisa mengalir lancar.

Contoh:

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau