KOMPAS.com - Meskipun dianggap tabu, banyak orang bertanya-tanya apakah berhubungan seksual saat menstruasi adalah keputusan yang aman?
Dilansir dari Medical News Today dan Healthline, pada dasarnya orang yang berhubungan seksual saat menstruasi bisa dilakukan.
Namun, hal ini berisiko terjadi adanya infeksi dan tetap dapat menyebabkan kehamilan.
Baca juga: Tips Memilih Kondom yang Pas untuk Cegah Penyakit Menular Seksual
Setidaknya, ada dua jenis infeksi yang mungkin terjadi karena aktivitas seksual saat menstruasi, yakni infeksi menular seksual (IMS) dan masalah yang disebabkan oleh perubahan flora normal vagina, seperti infeksi jamur dan vaginosis bakterial.
Saat seseorang menstruasi, mereka memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi jamur karena perubahan hormonal.
Hubungan seksual saat menstruasi dapat menyebabkan balanitis, yakni peradangan terhadap kepala penis.
Selain itu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), berhubungan seksual saat menstruasi dapat pula meningkatkan risiko infeksi menular seksual lainnya, seperti klamidia, kutil kelamin, gonore, hepatitis B, herpes, HIV, human papillomavirus (HPV), moluskum kontagiosum, sifilis, trikomoniasis, kudis, dan kutu kelamin.
Di samping itu, ada anggapan lain bahwa berhubungan seksual saat menstruasi tidak menyebabkan kehamilan.
Padahal anggapan ini bisa dikatakan keliru.
Pada dasarnya, berhubungan seksual saat menstruasi tetap berpotensi menyebabkan kehamilan.
Merangkum dari laman The American College of Obstetricians and Gynecologists, kebanyakan wanita mengalami siklus menstruasi selama 28 hari.
Siklus ini berlangsung dari hari pertama perdarahan menstruasi hingga hari sebelum perdarahan dimulai pada bulan berikutnya.
Baca juga: Penyakit Menular Seksual: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
Panjang siklus bervariasi antarindividu, tetapi biasanya antara 26 - 32 hari, dengan rata-rata 28 hari.
Waktu paling subur dari siklus menstruasi adalah antara hari ke-8 sampai hari ke-19.
Ini adalah waktu ketika sel telur dilepaskan dari ovarium selama ovulasi dan bergerak ke tuba falopi tempat pembuahan terjadi.
Perlu diingat bahwa pada saat ini terjadi, sel telur dapat bertahan di tuba falopi dalam waktu 24 jam, sedangkan sperma dapat bertahan hingga 3 hari.
Jika dibuahi oleh sperma, sel telur menuju ke rahim untuk implantasi atau pelekatan embrio pada dinding rahim.
Dengan demikian, masa menstruasi bukan waktu yang tepat untuk berhubungan seksual karena risiko tertular infeksi menular seksual yang tinggi dan dapat menyebabkan kehamilan.
Baca juga: Penyakit Menular Seksual: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.