KOMPAS.com - Stres tak hanya dialami orang dewasa saja. Anak-anak pun juga bisa mengalaminya.
Sama dengan orang dewasa, stres pada anak bisa berakibat fatal.
Menurut data Urban Child Institute stres pada anak bisa memicu gangguan perkembangan perilaku dan emosional.
Tak hanya itu, anak-anak yang mengalami stres juga rentan mengalami berbagai konsekuensi kesehatan di kemudian hari, termasuk tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular, obesitas, dan diabetes.
Baca juga: 8 Makanan yang Sering Menyebabkan Alergi
Memang tidak mudah untuk mengenali tanda stres pada anak, perubahan perilaku jangka pendek - seperti perubahan suasana hati, akting, perubahan pola tidur, atau mengompol - dapat menjadi indikasi.
Beberapa anak mengalami efek fisik, seperti sakit perut dan sakit kepala.
Anak-anak yang mengalami stres juga bisa mengalami kesulita berkonsentrasi atau menyelesaikan tugas sekolah.
Bahkan, adapula yang menjadi menyendiri atau menghabiskan banyak waktu sendirian.
Pada balita, stres juga bisa ditandai dengan munculnya kebiasaan baru seperti mengisap jempol, memutar rambut, atau mengupil.
Anak yang stres juga mungkin bereaksi berlebihan terhadap masalah kecil, mengalami mimpi buruk, menjadi melekat, atau mengalami perubahan drastis dalam prestasi akademik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.