KOMPAS.com - Sejak munculnya wabah Covid-19 di dunia, penggunaan masker menjadi sesuatu yang cukup penting.
Sebab, masker dapat mencegah penularan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.
Berbagai organisasi dunia merekomendasikan masker sebagai salah satu upaya memutus mata rantai penularan.
Misalnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyarankan penggunaan masker karena dianggap sebagai salah satu senjata paling ampuh untuk memperlambat dan menghentikan penyebaran virus.
Baca juga: Pentingnya Memakai Masker Dobel untuk Mencegah Penularan Covid-19
Selain itu, pemerintah Indonesia pun membuat berbagai kebijakan agar masyarakat memakai masker untuk menghentikan laju persebaran virus SARS-CoV-2.
Namun, beberapa pihak masih skeptis dalam hal pemakaian masker, bahkan di beberapa negara sempat muncul gerakan menolak memakai masker.
Lalu, sebenarnya seberapa efektif masker mencegah penularan virus penyebab Covid-19?
Merangkum dari Healthline, penularan corona terjadi melalui droplet yang dikeluarkan ketika seseorang berbicara atau bersin.
Droplet tersebut bisa masuk ke tubuh orang lain melalui hidung, mulut, atau terhirup paru-paru.
Hal ini pun menyebabkan orang lain juga ikut terpapar virus.
Masker menciptakan penghalang fisik yang menangkap tetesan ini dan mencegahnya menyebar sejauh mungkin ke udara sekitar seperti biasanya.
Masker menjadi lebih penting karena sebagian besar orang yang terkena Covid-19 tidak menunjukkan gejala atau belum muncul gejala.
Baca juga: Perbedaan Masker N95, KN95, KF94
Padahal, meskipun tidak bergejala, orang tersebut masih dapat menularkan virus ke orang-orang di sekitar mereka.
Dalam Journal of American Medical Association (JAMA) edisi 14 Juli 2020, para editor menyarankan pemakaian masker secara universal.
Untuk mendukung pendapat mereka, mereka menunjuk pada dua studi kasus yang diterbitkan pada hari yang sama.
Studi pertama berjudul “Association Between Universal Masking in a Health Care System and SARS-CoV-2 Positivity Among Health Care Workers” menunjukkan bahwa kebijakan pemakaian masker universal di sistem rumah sakit Boston mengurangi penularan SARS-CoV-2.
Sebelum diberlakukannya kebijakan masker, kasus baru di antara petugas kesehatan yang memiliki kontak langsung atau tidak langsung dengan pasien meningkat secara eksponensial.
Namun, setelah kebijakan itu diberlakukan, proporsi petugas kesehatan bergejala yang dites positif Covid-19 terus menurun.
Selain itu, laporan yang dipublikasikan oleh CDC menunjukkan bahwa mengenakan masker tampaknya mencegah dua penata rambut Missouri menyebarkan penyakit ini kepada pelanggan mereka.
Baca juga: Cara Mengatasi Maskne, Jerawat yang Muncul karena Memakai Masker
Kedua penata rambut terus menemui pelanggan selama beberapa hari setelah mengalami gejala.
Namun, mereka tetap mengenakan masker wajah sesuai peraturan pemerintah setempat.
Sembilan puluh delapan persen pelanggan mereka juga mengenakan masker.
Dari 139 pelanggan yang ditemui penata rambut tersebut, tidak ada yang mengalami gejala Covid-19.
Tak satu pun dari kontak sekunder mereka yang mengalami gejala.
Selain itu, dari 67 klien yang setuju untuk dites, tidak ada yang positif virus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.