KOMPAS.com – Ketika diagnosis mengalami penyakit ginjal, seseorang sangat mungkin merasa akan khawatir jika harus menjalani terapi cuci darah atau hemodialisis.
Bagaimana tidak, terapi cuci darah bukan hanya menyita tenaga, tapi juga bisa menyita waktu, pikiran, dan keuangan.
Padahal sebenarnya penderita penyakit ginjal tidak selalu membutuhkan perawatan hemodialisis.
Baca juga: 6 Macam Penyakit Ginjal dan Penyebabnya
Lantas, kapan penderita penyakit ginjal harus cuci darah?
Melansir National Kidney Foundation, penderita penyakit ginjal pada umumnya baru memerlukan perawatan cuci darah ketika didiagnosis sudah mengalami gagal ginjal stadium akhir atau stadium 5.
Gagal ginjal stadium akhir adalah kondisi ketika penderita penyakit ginjal mengalami kehilangan sekitar 85-90 persen fungsi ginjal dan memiliki perkiraan laju filtrasi glomerulus (eGFR) kurang dari 15 ml/menit/1,73 m2.
eGFR adalah tes terbaik untuk mengukur tingkat fungsi ginjal dan menentukan stadium penyakit ginjal seseorang.
Dokter dapat menghitung eGFR dari hasil tes kreatinin darah pasien, usia pasien, ukuran tubuh pasien, dan jenis kelamin pasien.
GFR dapat memberi tahu dokter stadium penyakit ginjal yang dialami pasien dan membantu dokter merencanakan perawatan terbaik.
Jika angka GFR pasien rendah, ginjalnya berarti sudah tidak lagi bekerja sebagaimana mestinya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.