Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/07/2021, 13:30 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Gejala Covid-19, termasuk demam, dapat dimulai dari 2 hari hingga 2 minggu setelah terpapar virus.

Merangkum dari Healthline, demam adalah salah satu cara tubuh untuk melawan infeksi.

Oleh karena itu, ini adalah gejala umum pada pasien Covid-19 yang terinfeksi virus SARS-CoV-2.

Namun, tidak semua orang yang terkena Covid-19 akan mengalami demam.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), seseorang dikatakan demam jika suhunya mencapai 38°C atau lebih, apa pun penyebabnya.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Vaksin Covid-19 Bisa Ganggu Siklus Menstruasi?

Sayangnya, dalam kasus Covid-19, tidak ada kisaran suhu yang pasti untuk kondisi ini.

Beberapa orang yang dites positif tidak pernah mengalami demam, sementara yang lainnya mengalami demam dengan suhu yang sangat tinggi.

Sebuah ulasan besar dari beberapa studi di sembilan negara mengamati 24.420 orang dewasa dengan Covid-19.

Dalam penelitian tersebut dikatakan, 78 persen mengalami demam.

Ulasan studi lain yang melibatkan 17.515 orang dewasa dan anak-anak dengan Covid-19 menemukan hasil yang serupa.

Dari semua peserta dewasa, 79,43 persen mengalami demam selama sakit.

Demam ringan dan sedang juga lebih banyak terjadi pada populasi ini daripada demam tinggi.

Para peneliti juga mencatat bahwa demam lebih kecil kemungkinannya terjadi pada anak-anak, terutama pada hari-hari awal ketika gejala dimulai.

Mereka menemukan bahwa 45,86 persen dari 373 anak di China mengalami demam.

Para penulis menyimpulkan bahwa lebih dari 50 persen anak di bawah 18 tahun dengan Covid-19 tidak mengalami demam.

Baca juga: Sering Terjadi saat Covid-19, Apa Bahaya Saturasi Oksigen Rendah?

Meskipun tidak ada kisaran suhu tertentu, jelas bahwa demam dapat mengindikasikan penyakit serius.

Mayoritas pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit memiliki gejala demam.

Namun, mengalami demam tinggi tidak selalu menandakan kondisi serius.

Sebuah studi yang melibatkan lebih dari 7.000 pasien Covid-19 di wilayah New York City menemukan bahwa demam tinggi awal saat masuk rumah sakit tidak berkorelasi secara signifikan dengan kematian.

Namun, demam tinggi yang terus-menerus secara signifikan berkorelasi dengan kematian akibat Covid-19.

Orang yang demamnya melonjak hingga 40 °C atau lebih tinggi memiliki tingkat kematian 42 persen.

Studi yang sama menemukan bahwa suhu tubuh yang sangat rendah dikaitkan dengan hasil yang paling buruk.

Baca juga: Perbedaan Gejala Covid-19 Ringan, Sedang, dan Berat

Mereka yang memiliki suhu tubuh di bawah 36 °C memiliki tingkat kematian tertinggi.

Temuan ini mungkin menunjukkan bahwa masalah dengan pengaturan suhu tubuh adalah penanda kasus Covid-19 yang serius.

Untuk mengantisipasi hal ini, ada patokan yang bisa digunakan sebagai patokan untuk mengantisipasi keadaan yang tidak diinginkan.

Apa pun kemungkinan penyebabnya, jika mengalami demam tinggi dengan suhu berikut ini, segera cari bantuan ahli kesehatan.

  • Bayi: suhu rektal 100,4°F (38°C) atau lebih
  • Balita dan anak-anak: suhu di atas 102,2°F (39°C).
  • Dewasa : suhu 103 F (39,4 °C) atau lebih tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com