KOMPAS.com - Takikardia adalah istilah medis untuk detak jantung lebih dari 100 denyut per menit.
Dalam keadaan normal, jantung diketahui hanya berdetak 60-100 denyut per memit.
Melansir Medical News Today, ada banyak gangguan irama jantung (aritmia) yang dapat menyebabkan takikardia.
Baca juga: 7 Faktor Gaya Hidup Penyebab Penyakit Jantung
Terkadang, normal bagi Anda untuk memiliki detak jantung yang cepat. Misalnya, normal jika detak jantung Anda meningkat selama berolahraga atau sebagai respons terhadap stres, trauma, atau penyakit.
Tetapi pada takikardia, jantung berdetak lebih cepat dari biasanya karena kondisi yang tidak berhubungan dengan stres fisiologis normal.
Dalam beberapa kasus, takikardia mungkin tidak menimbulkan gejala atau komplikasi.
Tetapi jika tidak diobati, takikardia dapat mengganggu fungsi jantung normal dan menyebabkan komplikasi serius.
Ini termasuk:
Perawatan, seperti obat-obatan, prosedur medis atau pembedahan dapat membantu mengontrol detak jantung yang cepat atau mengelola kondisi lain yang berkontribusi terhadap takikardia.
Baca juga: 7 Perubahan Gaya Hidup yang Harus Dilakukan Setelah Serangan Jantung
Ketika jantung Anda berdetak terlalu cepat, itu mungkin tidak memompa cukup darah ke seluruh tubuh.
Melansir Mayo Clinic, kondisi ini dapat membuat organ dan jaringan Anda kekurangan oksigen dan bisa menyebabkan tanda dan gejala terkait takikardia berikut:
Dalam kasus ekstrim, takikardia memang bisa menyebabkan penderita tidak sadarkan diri atau mengalami serangan jantung.
Baca juga: 9 Gejala Serangan Jantung yang Harus Diwaspadai
Tapi di sisi lain, ada kemungkinan beberapa orang dengan takikardia malah tidak memiliki gejala sama sekali.
Kondisi ini baru ditemukan selama pemeriksaan fisik atau dengan tes pemantauan jantung yang disebut elektrokardiogram.
Sejumlah kondisi dapat menyebabkan detak jantung yang cepat dan gejala takikardia.