Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/07/2021, 16:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Takikardia adalah istilah medis untuk detak jantung lebih dari 100 denyut per menit.

Dalam keadaan normal, jantung diketahui hanya berdetak 60-100 denyut per memit.

Melansir Medical News Today, ada banyak gangguan irama jantung (aritmia) yang dapat menyebabkan takikardia.

Baca juga: 7 Faktor Gaya Hidup Penyebab Penyakit Jantung

Terkadang, normal bagi Anda untuk memiliki detak jantung yang cepat. Misalnya, normal jika detak jantung Anda meningkat selama berolahraga atau sebagai respons terhadap stres, trauma, atau penyakit.

Tetapi pada takikardia, jantung berdetak lebih cepat dari biasanya karena kondisi yang tidak berhubungan dengan stres fisiologis normal.

Dalam beberapa kasus, takikardia mungkin tidak menimbulkan gejala atau komplikasi.

Tetapi jika tidak diobati, takikardia dapat mengganggu fungsi jantung normal dan menyebabkan komplikasi serius.

Ini termasuk:

Perawatan, seperti obat-obatan, prosedur medis atau pembedahan dapat membantu mengontrol detak jantung yang cepat atau mengelola kondisi lain yang berkontribusi terhadap takikardia.

Baca juga: 7 Perubahan Gaya Hidup yang Harus Dilakukan Setelah Serangan Jantung

Gejala takikardia

Ketika jantung Anda berdetak terlalu cepat, itu mungkin tidak memompa cukup darah ke seluruh tubuh.

Melansir Mayo Clinic, kondisi ini dapat membuat organ dan jaringan Anda kekurangan oksigen dan bisa menyebabkan tanda dan gejala terkait takikardia berikut:

  1. Sesak napas
  2. Pusing
  3. Denyut nadi cepat
  4. Palpitasi jantung, yakni kondisi di mana seseorang merasakan kerja jantung yang kuat, cepat, atau tidak teratur. Biasanya penderita merasa tidak nyaman dengan timbulnya palpitasi
  5. Nyeri dada
  6. Pingsan (sinkop)

Dalam kasus ekstrim, takikardia memang bisa menyebabkan penderita tidak sadarkan diri atau mengalami serangan jantung.

Baca juga: 9 Gejala Serangan Jantung yang Harus Diwaspadai

Tapi di sisi lain, ada kemungkinan beberapa orang dengan takikardia malah tidak memiliki gejala sama sekali.

Kondisi ini baru ditemukan selama pemeriksaan fisik atau dengan tes pemantauan jantung yang disebut elektrokardiogram.

Kapan harus ke dokter?

Sejumlah kondisi dapat menyebabkan detak jantung yang cepat dan gejala takikardia.

Sangat penting untuk mendapatkan diagnosis yang cepat, akurat, dan perawatan yang tepat.

Sebaiknya temui dokter jika Anda atau anak Anda memiliki gejala takikardia.

Jika Anda pingsan, mengalami kesulitan bernapas atau mengalami nyeri dada yang berlangsung lebih dari beberapa menit, dapatkan hubungi nomor darut medis terdekat.

Carilah perawatan darurat untuk siapa pun yang mengalami gejala-gejala takikardia.

Melansir WebMD, ada sejumlah tes yang bisa dilakukan dokter untuk mendukung diagnosis takikardia.

Ini mungkin termasuk:

  • Elektrokardiogram (EKG) untuk merekam aktivitas listrik di jantung Anda dan membantu dokter mencari hal-hal yang tidak terlihat normal. Anda mungkin harus memakai monitor holter, mesin portabel yang merekam sinyal EKG Anda selama 24 jam
  • Stress test, di mana dokter akan meminta Anda berjalan di atas treadmill sementara mereka memantau aktivitas jantung Anda
  • Magnetic source imaging (MSI) untuk mengukur medan magnet otot jantung dan mencari kelemahannya.

Setelah mendapatkan hasil tes, dokter akan memutuskan pengobatan terbaik untuk pasien.

Baca juga: Cara Hitung Denyut Nadi Saat Olahraga untuk Cegah Serangan Jantung

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com