Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Cara Menambah Tinggi Badan pada Anak dan Remaja

Kompas.com - 06/09/2021, 08:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Faktor utama yang mempengaruhi tinggi badan seseorang adalah susunan genetik mereka.

Namun, banyak faktor lain yang dapat memengaruhi tinggi badan selama perkembangan, termasuk nutrisi, hormon, tingkat aktivitas, dan kondisi medis.

Para ilmuwan percaya bahwa susunan genetik, atau DNA, bertanggung jawab atas sekitar 80 persen tinggi badan seseorang.

Ini berarti orang yang tinggi cenderung memiliki anak yang juga tumbuh menjadi tinggi.

Orang biasanya tumbuh sampai mereka mencapai usia 18 tahun.

Baca juga: Dampak Perceraian terhadap Anak Berdasarkan Usianya

Melansir dari Medical News Today, orang tidak dapat mengontrol sebagian besar faktor yang mempengaruhi tinggi badan mereka.

Hal ini karena ditentukan oleh DNA yang tidak dapat mereka ubah.

Namun, beberapa faktor dapat memengaruhi tinggi seseorang ketika masa pertumbuhan.

Anak-anak dan remaja yang sedang tumbuh dapat melakukan beberapa langkah untuk memaksimalkan tinggi badan mereka saat dewasa. 

Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Memastikan nutrisi yang baik

Nutrisi memainkan peran yang sangat penting dalam pertumbuhan.

Anak tanpa gizi yang baik belum tentu setinggi anak dengan gizi yang cukup.

Ahli gizi merekomendasikan agar anak-anak dan remaja makan makanan yang bervariasi dan seimbang dengan banyak buah dan sayuran.

Ini akan memastikan bahwa mereka mendapatkan semua vitamin dan mineral yang mereka butuhkan untuk berkembang.

Protein dan kalsium sangat penting untuk kesehatan dan pertumbuhan tulang.

Beberapa makanan kaya protein antara lain sebagai berikut:

  • daging
  • unggas
  • makanan laut
  • telur
  • polong-polongan
  • kacang-kacangan dan biji-bijian

Beberapa makanan kaya kalsium meliputi:

  • yogurt
  • susu
  • keju
  • Brokoli
  • kubis
  • kedelai
  • jeruk
  • ikan sarden
  • ikan salmon

Memastikan nutrisi yang baik selama kehamilan juga penting untuk kesehatan tulang dan pertumbuhan janin.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar wanita hamil mengonsumsi berbagai makanan, termasuk sayuran hijau, daging, ikan, kacang-kacangan, produk susu yang dipasteurisasi, dan buah-buahan.

Baca juga: Punya Dampak Besar, Pahami Tanda Anak Alami Kekerasan Seksual

2. Tidur yang cukup

Tidur meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak dan remaja.

Selama tidur nyenyak, tubuh melepaskan hormon yang dibutuhkan untuk tumbuh.

Karena itu, mendapatkan tidur yang cukup memungkinkan pertumbuhan yang optimal.

3. Berolahraga secara teratur

Olahraga teratur juga penting untuk perkembangan fisik yang normal.

Bermain di luar atau berolahraga misalnya, bisa membuat tulang lebih sehat, lebih padat, dan lebih kuat.

Faktor apa saja yang mempengaruhi tinggi badan?

Bayi dan anak-anak tumbuh terus-menerus.

Ini karena perubahan lempeng pertumbuhan di tulang panjang lengan dan kaki mereka.

Saat lempeng pertumbuhan membuat tulang baru, tulang menjadi lebih panjang, dan anak menjadi lebih tinggi.

Orang tumbuh paling cepat dalam 9 bulan pertama kehidupan, sebelum dilahirkan. Setelah lahir, pertumbuhan akan melambat.

Begitu seorang anak berusia 8 tahun, mereka akan tumbuh rata-rata 5,5 sentimeter (cm) per tahun.

Konon, remaja akan mengalami “percepatan pertumbuhan” sekitar masa pubertas.

Setelah ini, lempeng pertumbuhan berhenti membuat tulang baru dan orang tersebut akan berhenti tumbuh.

Baca juga: 7 Gejala Usus Buntu pada Anak yang Pantang Disepelekan

 

Tangan dan kaki berhenti tumbuh terlebih dahulu, lalu lengan dan kaki.

Area terakhir yang berhenti tumbuh adalah tulang belakang.

Karena proses penuaan yang khas, orang mulai kehilangan tinggi badan secara bertahap seiring bertambahnya usia.

Faktor-faktor berikut dapat mempengaruhi seberapa tinggi seseorang akan menjadi:

DNA

DNA merupakan faktor utama penentu tinggi badan seseorang.

Para ilmuwan telah mengidentifikasi lebih dari 700 gen berbeda yang menentukan tinggi badan.

Beberapa dari gen ini mempengaruhi lempeng pertumbuhan dan yang lain mempengaruhi produksi hormon pertumbuhan.

Rentang ketinggian normal berbeda untuk orang-orang dari latar belakang etnis yang berbeda.

Sekali lagi, ini ditentukan oleh DNA mereka.

Beberapa kondisi genetik juga dapat memengaruhi tinggi badan seseorang saat dewasa, termasuk sindrom Down dan sindrom Marfan .

Hormon

Tubuh memproduksi hormon yang memerintahkan lempeng pertumbuhan untuk membuat tulang baru. Ini termasuk:

  • Hormon pertumbuhan : Ini dibuat di kelenjar pituitari dan merupakan hormon yang paling penting untuk pertumbuhan. Beberapa kondisi kesehatan dapat membatasi jumlah hormon pertumbuhan yang dibuat tubuh, dan ini dapat memengaruhi tinggi badan. Anak-anak dengan kondisi genetik langka yang disebut defisiensi hormon pertumbuhan bawaan, misalnya, akan tumbuh pada tingkat yang jauh lebih lambat daripada anak-anak lain.
  • Hormon tiroid: Kelenjar tiroid membuat hormon yang mempengaruhi pertumbuhan.
  • Hormon seks: Testosteron dan estrogen sangat penting untuk pertumbuhan selama masa pubertas.

Jenis kelamin

Laki-laki cenderung lebih tinggi daripada perempuan.

Laki-laki juga dapat terus tumbuh lebih lama daripada perempuan.

Rata-rata, pria dewasa lebih tinggi 5,5 inci (14 cm) daripada wanita dewasa.

Berdasarkan Kementerian Kesehatan RI, orang Indonesia rata-rata memiliki tinggi 168 cm pada laki-laki dan 159 cm pada perempuan.

Baca juga: Memahami Tanda Pubertas Pada Anak Lelaki

Bisakah orang dewasa menambah tinggi badan?

Setelah seseorang melewati masa pubertas, lempeng pertumbuhan berhenti membuat tulang baru.

Mereka menyatu bersama dan orang itu berhenti tumbuh.

Artinya, ketika seseorang mencapai usia 18 tahun, mereka tidak dapat menambah tinggi badannya.

Mempraktikkan postur yang baik dan menjaga otot punggung dan inti tetap kuat dapat membuat seseorang berdiri lebih tegak dan tampak lebih tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com