Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/09/2021, 14:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.comJet lag terjadi ketika jam alami tubuh Anda, atau ritme sirkadian, terganggu karena bepergian ke zona waktu yang berbeda.

Kondisi tidur sementara ini memengaruhi energi dan tingkat kewaspadaan Anda.

Tubuh Anda selaras dengan siklus 24 jam atau jam tubuh.

Tubuh Anda mengikuti jam internal ini untuk melakukan fungsi biologis tertentu, seperti melepaskan hormon yang membantu Anda tidur, atau meningkatkan suhu tubuh Anda untuk membantu Anda bangun di awal hari Anda.

Baca juga: 6 Cara Mengatasi Mabuk Perjalanan

Melansir dari Healthline, jet lag, juga disebut desinkronisasi atau disritmia sirkadian, bersifat sementara, tetapi dapat mengganggu hari Anda dalam banyak hal. Kondisi ini dapat menyebabkan:

  • kelelahan
  • kantuk
  • kelesuan
  • sakit perut

Gejala-gejala ini tidak berbahaya, tetapi dapat mempengaruhi kesehatan Anda.

Mempersiapkan jet lag, dan mungkin mencegahnya, dapat membantu Anda memastikan gangguan umum ini tidak mengganggu perjalanan Anda berikutnya.

Penyebab jet lag

Tubuh Anda secara alami diatur ke siklus 24 jam yang dikenal sebagai ritme sirkadian.

Suhu tubuh Anda, hormon, dan fungsi biologis lainnya naik dan turun sesuai dengan pengukur waktu internal ini.

Jet lag mengganggu jam tubuh Anda karena beberapa alasan:

Jam Anda tidak sejajar

Saat Anda bepergian, jam tubuh Anda mungkin tidak lagi selaras dengan waktu di lokasi baru.

Misalnya, Anda dapat terbang dari Atlanta pada pukul 6 sore waktu setempat dan tiba di London pada pukul 7 pagi waktu setempat.

Tubuh Anda, bagaimana pun, mengira ini jam 1 pagi.

Sekarang, saat Anda mungkin mencapai puncak kelelahan, Anda perlu tetap terjaga 12 hingga 14 jam lagi untuk membantu tubuh Anda menyesuaikan diri dengan zona waktu baru.

Waktu tidur

Anda dapat membantu mempersiapkan tubuh Anda ke zona waktu baru dengan tidur di pesawat, tetapi beberapa faktor membuat Anda sulit tidur saat bepergian.

Ini termasuk suhu, kebisingan, dan tingkat kenyamanan.

Di sisi lain, Anda mungkin terlalu banyak tidur di pesawat dan juga membuang jam tubuh Anda.

Hal ini bisa terjadi karena tekanan barometrik di pesawat cenderung lebih rendah daripada udara di darat.

Ini mirip dengan berada di gunung yang tingginya 8.000 kaki (2,44 km) di atas permukaan laut.

Meskipun ada banyak oksigen di udara, tekanan yang lebih rendah dapat mengakibatkan lebih sedikit oksigen yang mencapai aliran darah.

Tingkat oksigen yang lebih rendah dapat membuat Anda lesu, yang dapat mendorong tidur.

Baca juga: Jarang Diketahui, Kenali 5 Manfaat Minum Lemon dan Jahe sebelum Tidur

Sinar matahari

Terlalu banyak sinar matahari di kabin pesawat atau terlalu banyak menggunakan layar saat bepergian juga dapat memengaruhi jam tubuh Anda.

Ini karena cahaya membantu mengontrol berapa banyak melatonin yang dihasilkan tubuh Anda.

Hormon melatonin membantu tubuh Anda bersiap-siap untuk tertidur dan dilepaskan di otak pada malam hari ketika lampu redup.

Pada siang hari atau saat cuaca cerah, tubuh Anda memperlambat produksi melatonin, yang membantu Anda lebih terjaga.

Kelelahan perjalanan

Studi medis menunjukkan bahwa kelelahan perjalanan juga berkontribusi terhadap jet lag.

Perubahan tekanan kabin dan ketinggian selama perjalanan udara dapat menyebabkan beberapa gejala jet lag, terlepas dari perjalanan melintasi zona waktu.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau