Jika seseorang cenderung batuk setelah makan atau minum salah satu dari makanan di atas, asma bisa menjadi penyebabnya.
Di samping itu, makanan apa pun yang menyebabkan seseorang mengalami reaksi alergi juga dapat memicu serangan asma.
Disfagia adalah kondisi yang menyebabkan kesulitan menelan.
Ketika disfagia terjadi, tubuh seseorang mengalami kesulitan untuk memindahkan makanan dan minuman dari mulut ke perut. Ini dapat menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan.
Disfagia dapat membuat seseorang merasa seolah-olah makanan telah tersangkut di tenggorokan.
Perasaan ini dapat menyebabkan tersedak atau batuk setelah makan saat tubuh mencoba membersihkan sumbatan yang dirasakan dari tenggorokan.
Baca juga: 15 Penyebab Susah Menelan yang Perlu Diwaspadai
Kondisi seperti refluks asam sering menjadi penyebab disfagia.
Seorang dokter dapat menentukan penyebab yang mendasarinya.
Refluks asam lambung bisa terjadi ketika otot atau katup di bagian bawah kerongkongan menjadi lemah atau kendur.
Pada kondisi normal, katup yang disebut sebagai sfingter esofagus bagian bawah atau lower esophageal sphincter (LES) itu dapat kembali tertutup setelah dilewati makanan.
Tapi begitu ada masalah, kinerja sfingter esofagus bagian bawah ini bisa terganggu sehingga tidak tertutup sempurna atau terkadang terbuka.
Ketika katup tidak mengencang dengan benar, asam yang diproduksi di lambung dapat bocor atau naik ke kerongkongan.
Asam lambung ini dapat mengiritasi kerongkongan dan menyebabkan batuk.
Gejala asam lambung naik lainnya bisa termasuk:
Baca juga: Beda Refluks Asam Lambung, Heartburn, dan GERD
Refluks asam lambung yang lebih sering terjadi dapat disebabkan oleh dua kondisi, yakni gastroesophageal reflux disease (GERD) dan laryngopharyngeal reflux (LPR).
Dilansir dari Health Line, GERD adalah bentuk refluks asam yang lebih parah dan berkelanjutan.
Batuk kronis, terutama yang terjadi setelah makan adalah gejala umum GERD.
Gejala GERD lainnya meliputi:
Sementara itu, LPR adalah kondisi ketika asam lambung naik sampai ke tenggorokan, kotak suara (laring), atau bahkan saluran hidung.
Baca juga: 16 Gejala Laryngopharyngeal Reflux (LPR) yang Perlu Diwaspadai
LPR kadang-kadang disebut juga sebagai silent reflux karena tidak memiliki gejala refluks khas seperti pada kasus GERD.
Seseorang bisa menderita LPR dengan atau tanpa GERD.
LPR bisa membuat seseorang batuk selama atau setelah makan.
Penderita mungkin juga batuk saat bangun tidur, berbicara, atau tertawa.
Gejala LPR lainnya bisa meliputi: