KOMPAS.com – Gingivitis adalah peradangan yang terjadi pada gusi.
Gingivitis termasuk kondisi yang tak boleh dianggap remeh.
Melansir Mayo Clinic, tanpa pengobatan, radang gusi dapat menyebar dan memengaruhi jaringan, gigi, dan tulang.
Baca juga: 7 Gejala Gingivitis (Radang Gusi) yang Perlu Diwaspadai
Berikut ini adalah beberapa komplikasi gingivitis yang bisa terjadi:
Sementara itu, beberapa penelitian telah mengaitkan periodontitis dengan penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung atau stroke.
Penelitian menunjukkan bahwa bakteri yang bertanggung jawab untuk periodontitis bisa memasuki aliran darah melalui jaringan gusi, kemudian dapat memengaruhi pembuluh darah dan jantung.
Bukan hanya itu, laporan lain telah menemukan adanya hubungan antara periodontitis dengan risiko penyakit paru-paru.
Ada sejumlah kondisi yang menjadi menjadi faktor risiko dan penyebab gingivitis.
Baca juga: 9 Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut yang Umum Terjadi
Berikut beberapa di antaranya:
Merangkum Medical News Today, penyebab gingivitis paling umum adalah akumulasi plak bakteri di antara dan di sekitar gigi.
Plak dapat memicu respon imun yang pada akhirnya bisa menyebabkan kerusakan jaringan gingiva atau gusi.
Plak mungkin juga pada ujungnya dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut, termasuk gigi tanggal.
Plak gigi merupakan biofilm yang terakumulasi secara alami pada gigi.
Plak gigi biasanya terbentuk oleh kolonisasi bakteri yang mencoba menempel pada permukaan halus gigi.
Bakteri ini mungkin membantu melindungi mulut dari kolonisasi mikroorganisme berbahaya, tetapi plak gigi juga dapat menyebabkan kerusakan gigi, dan masalah periodontal seperti gingivitis dan periodontitis kronis.
Baca juga: 3 Cara Menghilangkan Plak Gigi Secara Alami
Ketika tidak dihilangkan secara memadai, plak dapat mengeras menjadi kalkulus atau karang gigi di dasar gigi dekat gusi.
Karang gigi kebanyakan memiliki warna kekuningan. Kalkulus ini hanya dapat dihilangkan oleh dokter gigi.
Plak dan karang gigi pada akhirnya bisa mengiritasi gusi, menyebabkan peradangan gusi di sekitar pangkal gigi. Ini berarti gusi menjadi mudah berdarah.
Perubahan hormon apat terjadi selama masa pubertas, menopause, siklus menstruasi, dan kehamilan.
Gingiva mungkin menjadi lebih sensitif, meningkatkan risiko peradangan.
Kanker, diabetes, dan HIV terkait dengan risiko gingivitis yang lebih tinggi.
Kesehatan mulut dapat dipengaruhi oleh beberapa obat, terutama jika aliran air liur berkurang. Dilantin, antikonvulsan, dan beberapa obat anti-angina dapat menyebabkan pertumbuhan jaringan gusi yang tidak normal.
Baca juga: 6 Cara Mencegah Penumpukan Plak Gigi yang Bisa Sebabkan Gigi Berlubang
Perokok lebih sering mengalami radang gusi dibandingkan dengan orang yang memilih tidak merokok.
Risiko seseorang terkena radang gusi dilaporkan meningkat seiring bertambahnya usia.
Kekurangan vitamin C misalnya, telah dikaitkan sebagai salah satu faktor yang bisa menjadi penyebab penyakit gusi.
Orang-orang yang orang tuanya menderita gingivitis dilaporkan memiliki risiko lebih tinggi terkena gangguan kesehatan mulut dan gigi ini.
Hal itu diduga karena jenis bakteri yang bisa diperoleh seseorang selama masa-masa awal kehidupan.
Baca juga: 9 Cara Mengobati Sakit Gigi Secara Alami dan dengan Bantuan Obat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.