Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2021, 13:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Kotoran di telinga yang terlalu menumpuk memang sangat mengganggu.

Sebenarnya kotoran terlinga tersebut mengandung sifat antibakteri dan membantu menyaring kotoran serta debu agar tidak masuk ke dalam telinga.

Para ahli menyarankan agar kita tidak perlu membersihkan kotoran telinga karena kotoran tersebut bisa keluar dengan sendirinya.

Namun, Anda bisa membersihkannya ketika kotoran terllau menumpuk dan menimbulkan gejala yang membuat Anda tidak nyaman.

Baca juga: Cara Mencegah dan Mengatasi Sakit Leher

Hal yang tidak boleh dilakukan

dBertikut berbagai cara keliru dalam membersihkan telinga yang harus Anda hindari:

1. Menggunakan cotton bud

Cottong bud terbuat dari kapas yang ditempelkan pada stik. Kapas pada cotton bud bisa saja terlepas dan masuk ke telinga bagian dalam.

Selain itu, penggunaan cotton bud juga bisa mendorong kotoran telinga masuk ke bagian yang lebih dalam.

Semakin sering menggunakan cotton bud, semakin banyak kotoran telinga yang masuk.

Penggunaan cotton bud juga bisa membuat gendang telinga pecah dan memicu terjadinya infeksi telinga.

Penggunaan cotton bud juga memicu kerusakan pada struktur sensitif di belakang saluran telinga dan menyebabkan tuli total, vertigo berkepanjangan dengan mual dan muntah, kehilangan fungsi pengecap, dan bahkan kelumpuhan wajah.

2. Menggunakan ear candle

Terapi ear candle atau lilin telinga dipercaya banyak orang efektif ampuh membersihkan kotoran telinga.

Faktanya, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat bahkan mengklaim terapi ini sangat berbahaya.

Baca juga: 3 Perbedaan Demensia dan Alzheimer, Jangan Keliru Membedakannya

Menurut data FDA, bahaya terapi ear candle bisa berlangsung dalam jangka lama. Bahaya terapi tersebut antara lain:

  • risiko terbakar di area wajah, leher, gendang telinga, telinga tengah, atau saluran telinga
  • kebocoran gendang telinga memblokir saluran gendang telinga
  • pendarahan di telinga
  • penularan infeksi sekunder
  • gangguan pendengaran sementara
  • peningkatan risiko otitis eksterna atau radang telinga luar seperti yang sering dialami atlet renang
  • menyebabkan kerusakan pada telinga bagian tengah.

Alih-alih membuat telinga bersih, terapi ini justru diklaim para ahli dalam merusak organ pendengaran kita.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
Health
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
Health
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Health
Apakah Tidur Cukup Penting Didapat Orang Dewasa? Ini Kata Dokter…
Apakah Tidur Cukup Penting Didapat Orang Dewasa? Ini Kata Dokter…
Health
Waspadai Tuli Akibat Headset, Ancaman Nyata yang Sering Diabaikan
Waspadai Tuli Akibat Headset, Ancaman Nyata yang Sering Diabaikan
Health
Gustiwiw Meninggal Dunia: Waspadai 8 Gejala Hipertensi yang Sering Diabaikan
Gustiwiw Meninggal Dunia: Waspadai 8 Gejala Hipertensi yang Sering Diabaikan
Health
Serupa tapi Tak Sama, Ini Beda Flu dengan Batuk Kering dan Batuk Berdahak
Serupa tapi Tak Sama, Ini Beda Flu dengan Batuk Kering dan Batuk Berdahak
BrandzView
Gustiwiw Meninggal karena Hipertensi: Waspadai Tekanan Darah Tinggi Tanpa Gejala
Gustiwiw Meninggal karena Hipertensi: Waspadai Tekanan Darah Tinggi Tanpa Gejala
Health
Studi Ungkap Tambang Nikel Picu Asma, Kanker, dan Kerusakan Ginjal
Studi Ungkap Tambang Nikel Picu Asma, Kanker, dan Kerusakan Ginjal
Health
Kemenkes: 20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Ketahui Macam Penyebabnya…
Kemenkes: 20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Ketahui Macam Penyebabnya…
Health
Menurut Dokter Ini Tanda Stres Sudah Butuh Bantuan Ahli
Menurut Dokter Ini Tanda Stres Sudah Butuh Bantuan Ahli
Health
Waspada Covid-19, Jemaah Haji Diimbau Terapkan Prokes Saat Tiba di Indonesia
Waspada Covid-19, Jemaah Haji Diimbau Terapkan Prokes Saat Tiba di Indonesia
Health
Apakah Stres Berbahaya? Ini Penjelasan Dokter…
Apakah Stres Berbahaya? Ini Penjelasan Dokter…
Health
Ibu Hamil Usia Anak di Lombok Timur Capai 779 Ribu pada 2024
Ibu Hamil Usia Anak di Lombok Timur Capai 779 Ribu pada 2024
Health
Wabah Mpox Melonjak di Sierra Leone: Status Darurat Kesehatan Global Ditetapkan
Wabah Mpox Melonjak di Sierra Leone: Status Darurat Kesehatan Global Ditetapkan
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau