Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Perbedaan Demensia dan Alzheimer, Jangan Keliru Membedakannya

Kompas.com - 30/11/2021, 18:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Banyak orang mengira demensia dan alzheimer adalah dua masalah kesehatan yang sama.

Padahal, gangguan otak yang memengaruhi kinerja organ vital ini berbeda dari sisi gejala sampai cara mengobatinya.

Simak penjelasan berikut untuk mengenali perbedaan demensia dan alzheimer.

Baca juga: Apa itu Demensia? Kenali Gejala, Penyebab, Cara Mengobatinya

Arti demensia dan alzheimer

Melansir Alzheimer's Association, demensia adalah istilah umum untuk menggambarkan kondisi penurunan kemampuan berpikir yang parah, sampai aktivitas sehari-hari terganggu.

Terdapat beberapa jenis demensia yang berbeda, termasuk demensia campuran.

Sedangkan penyakit alzheimer adalah salah satu jenis demensia yang paling sering diidap. Sekitar 60-80 persen kasus demensia terkait penyakit alzheimer.

Alzheimer adalah penyakit otak degeneratif yang disebabkan oleh kerusakan sel otak, sehingga otak berubah secara kompleks.

Namun, perlu diingat bahwa belum tentu semua penderita demensia memiliki penyakit alzheimer.

Ada beberapa penderita yang terkena jenis demensia lain seperti demensia vaskular, demensia frontotemporal, penyakit parkinson, atau penyakit huntington.

Baca juga: 8 Gejala Alzheimer yang Kerap Diabaikan

Gejala demensia dan alzheimer

Dilansir dari Healthline, gejala demensia dan alzheimer dapat tumpang tindih karena mirip.

Namun, ada beberapa perbedaan gejala dua masalah kesehatan ini yang perlu Anda ketahui.

Gejala demensia, umumnya:

  • Penurunan memori atau daya ingat
  • Penurunan keterampilan berpikir
  • Keterampilan penilaian dan penalaran menurun
  • Fokus dan perhatian berkurang
  • Penurunan keterampilan berbahasa dan berkomunikasi

Sedangkan gejala alzheimer, antara lain:

  • Tidak ingat dengan peristiwa atau percakapan yang baru terjadi
  • Tidak punya perasaan, emosi, kehilangan minat pada segala sesuatu
  • Depresi
  • Tidak mampu menilai sesuatu
  • Bingung
  • Disorientasi atau kehilangan kemampuan mengenal lingkungan, waktu, tempat, dan orang sekitarnya
  • Mengalami perubahan perilaku
  • Susah bicara, menelan, atau berjalan

Baca juga: Anda Susah Tidur? Segera Atasi Agar Bebas Penyakit Alzheimer

Cara mengatasi demensia dan alzheimer

Pengobatan untuk demensia tergantung penyebab pasti dan jenis demensia. Perawatan keduanya bisa sama, tujuannya untuk mengendalikan gejala penyakit.

  • Pengobatan alzheimer dan demensia secara umum, antara lain:
  • Obat untuk mengatasi perubahan perilaku
  • Obat untuk mengatasi kehilangan memori
  • Obat untuk meningkatkan fungsi otak
  • Obat untuk mengatasi susah tidur
  • Obat depresi

Di beberapa kasus, dokter juga mengobati akar penyebab demensia. Misalkan karena penyalahgunaan narkoba, tumor otak, gangguan metabolisme, atau hipoglikemia (gula darah rendah).

Untuk demensia jenis vaskular, dokter bakal menyarankan perawatan medis untuk mencegah kerusakan pembuluh darah otak.

Setelah menyimak penjelasan perbedaan demensia dan alzheimer di atas, perlu Anda ketahui bahwa kedua masalah kesehatan ini sama-sama kerap menyerang kalangan lansia. Namun, penyakit tersebut sebenarnya bukanlah bagian normal dari penuaan.

Baca juga: 6 Kebiasaan Baik untuk Menurunkan Risiko Demensia pada Usia Muda

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Health
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Health
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Health
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Health
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Health
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Health
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau