Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/12/2021, 18:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Virus Corona terus bermutasi dan menimbulkan gejala yang berbeda-beda pada setiap orang.

Virus Corona merupakan virus yang menginfeksi sistem pernapasan.

Ketika kita terpapar Covid-19, hal terpenting yang harus dilakukan adalah melindungi sistem pernapasan.

Sekitar 80 persen orang yang terinfeksi Covid-19 hanya mengalami gejala ringan dan bisa mereda sekitar dua minggu saja.

Akan tetapi, lebih dari 13 persen orang yang terpapar virus Corona mengalami gejala yang parah dan gejala tersebut bisa terjadi berbulan-bulan.

Baca juga: Gastroschisis

Lalu apa yang harus dilakukan saat kita terpapar virus Corona?

Saat Anda terpapar virus Corona, Anda bisa mengalami reksi singan hingga sedang. Di saat itu, Anda bisa merasa sangat kelelahan, batuk kering, demam, sakit tenggorokan, diare, atau kehilangn indera penciumn dan perasa.

Ketika mengalami hal tersebut, Anda harus melakukan isolasi selama 14 hari dan tidak melakukan kontak dekat dengan orng lain.

Orang yang mengalami gejala ringan hingga sedang biasanya tidak memerlukan perawatan khusus. Mereka hanya perlu melakukan isolasi mandiri saja.

Sementara itu, reaksi parah yang dialami orang yang terpapat Covid-19 antara lain sesak napas, sesak di dada, batuk berlendir kental, kehilangan nafsu makan, kedinginan, berkeringat, dan kehilangan rasa dan penciuman baru.

Reaksi parah akibat Covid-19 membutuhkan perawatan intensif dan dapat menyebabkan pneumonia, gagal napas, sepsis, dan, paling buruk, kematian.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, sekitar 1 dari 5 orang akan mengalami reaksi parah.

Reaksi parah yang membutuhkan perawatan intensif ini biasanya dialami oleh orang yang berusia tua, orang yang memiliki penyakit kronis atau komorbid seperti diabetes atau penyakit paru-paru atau jantung.

Badai Sitokin

Orang yang terpapar Covid-19 juga bisa mengalami badai sitokinBadai sitokin seringkali disebut sebagai penyebab kematian banyak orang selama pandemi Covid-19 ini.

Sebenarnya, badai sitokin ini bukanlah nama sebuah penyakit.

Badai sitokin merupakan sindrom yang mengacu pada sekelompok gejala medis di mana sistem kekebalam tubuh mengalami terlalu banyak peradangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com