KOMPAS.com - Alergi seafood atau makanan laut merupakan respons abnormal oleh sistem kekebalan tubuh terhadap protein pada hewan laut tertentu.
Hewan laut dalam kategori ini antara lain krustasea dan moluska, seperti udang, kepiting, lobster, cumi-cumi, tiram, kerang, dan lain-lain.
Beberapa orang dengan alergi seafood bereaksi terhadap semua makanan tersebut.
Ketika mengalami alergi, biasanya mereka mengalami gejala ringan, seperti gatal-gatal atau hidung tersumbat, hingga gejala berat yang dapat mengancam jiwa.
Baca juga: Penyebabnya Berbeda-beda, Kenali 4 Jenis Konjungtivitis Alergi
Melansir dari Mayo Clinic, gejala alergi seafood umumnya berkembang dalam beberapa menit hingga satu jam setelah mengonsumsinya.
Beberapa gejala yang mungkin muncul adalah sebagai berikut.
Alergi dapat menyebabkan reaksi parah yang berpotensi mengancam jiwa yang dikenal sebagai anafilaksis.
Reaksi anafilaksis terhadap seafood atau apa pun adalah keadaan darurat medis yang memerlukan perawatan dengan suntikan epinefrin (adrenalin) dan pertolongan medis segera.
Tanda dan gejala anafilaksis meliputi:
Melansir dari Medical News Today, alergi kerang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap protein yang ada pada seafood.
Ketika seseorang dengan alergi memiliki paparan protein, sistem kekebalan menjadi overdrive dan mencoba untuk melawan penyerbu asing.
Bagian dari reaksi ini melibatkan pelepasan histamin yang merupakan bahan kimia yang menyebabkan gejala alergi.
Untuk alasan ini, antihistamin bisa efektif melawan reaksi alergi.
Baca juga: Batuk Alergi Dingin, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
Jika Anda memiliki alergi seafood, satu-satunya cara untuk menghindari reaksi alergi adalah dengan menghindari makan seafood dan produk turunannya.
Beberapa jenis seafood juga dapat menyebabkan reaksi parah pada beberapa orang.