KOMPAS.com - Leukemia adalah kanker pada sumsum tulang, di mana sel-sel darah dibuat.
Mengutip Healthline, leukemia merupakan penyakit genetik, tetapi banyak kasus yang menunjukkan bukan penyakit keturunan.
Sebaliknya, berbagai faktor risiko penyakit leukemia ini muncul karena paparan lingkungan atau kebiasaan orang yang bersangkutan, seperti merokok.
Para ilmuwan berpikir berbagai jenis leukemia terjadi karena mutasi pada DNA sel darah.
Mutasi genetik tersebut kemudian mengubah cara sel darah di sumsum tulang bereproduksi dan mencegah sel-sel darah berfungsi dengan baik.
Akhirnya, sel-sel darah abnormal menekan sel-sel darah sehat dan dapat memblokir sumsum tulang untuk memproduksi lebih banyak sel sehat.
Namun bisa saja mutasi DNA tersebut muncul bukan karena keturunan, meski lekukemia adalah penyakit genetik.
Tidak selalu diketahui apa yang menyebabkan mutasi DNA pada leukemia ini.
Baca juga: Apakah Bisa Kolesterol Tinggi Karena Keturunan?
Mengutip Healthline, istilah penyakit genetik dan penyakit keturunan ini berbeda, meskipun keduanya merujuk pada penyakit yang disebabkan oleh mutasi pada gen.
Penyakit genetik adalah kondisi medis yang disebabkan oleh kelainan DNA, baik itu diturunkan atau didapat selama orang tersebut hidup.
Jadi, tidak selalu diturunkan dari riwayat medis keluarga.
Penyakit genetik ini bisa saja muncul karena faktor kebiasaan dan lingkungan, seperti paparan radiasi bahan kimia tertentu.
Penyakit keturunan adalah jenis penyakit genetik di mana mutasi gen diwarisi dari keluarga
Mutasi gen hadir dalam sel telur atau sperma yang menyebabkan penyakit tertentu diturunkan dari orang tua kepada anak-anak mereka.
Beberapa contoh penyakit keturunan yaitu hemofilia, anemia sel sabit, dan distrofi otot.
Jarang sekali jenis penyakit keturunan ini tiba-tiba muncul pada seseorang yang tidak memiliki riwayat keluarga sakit itu.
Ada beberapa jenis kanker keturunan juga. Misalnya, kanker payudara, ovarium, kolorektal, dan prostat memiliki elemen keturunan yang dapat membahayakan keluarga.
Baca juga: Penyebab Leukemia dan Faktor Risikonya
Mengutip Medical News Today, faktor risiko adalah elemen yang meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit.
Faktor risiko dapat berasal dari susunan genetik, lingkungan, atau kebiasaan seseorang.
Mengutip Healthline, leukemia memiliki faktor risiko yang sedikit berbeda tergantung pada jenisnya. Empat jenis leukemia adalah:
Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena leukemia meliputi:
Leukemia adalah penyakit genetik yang disebabkan oleh perubahan gen seseorang.
Perubahan gen dari seorang penderita leukemia bisa berubah karena keturunan keluarga atau lingkungan dan kebiasaan hidupnya sendiri.
Mengutip Healthline, memiliki kelainan genetik tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan leukemia myeloid akut (AML) dan leukemia limfositik akut (ALL).
Kondisi kelainan genetik tertentu tersebut antara lain:
Baca juga: 13 Tanda-tanda Leukemia yang Perlu Diwaspadai
Mengutip Medical News Today, memiliki kerabat tingkat pertama, seperti orang tua atau saudara kandung, dengan leukemia dapat meningkatkan risiko seseoorang mengembangkan leukemia limfositik kronis (CLL).
Mengutip Medical News Today, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) bahwa leukemia limfositik akut (ALL) lebih sering menyerang anak-anak dan remaja dari pada orang dewasa.
Risiko leukemia limfositik kronis (CLL) dan leukemia limfositik akut (ALL) meningkat seiring bertambahnya usia.
American Cancer Society (ACS) memperkirakan bahwa 9 dari 10 orang yang memiliki CLL berusia 50 tahun atau lebih.
Mengutip Healthline, laki-laki sedikit lebih mungkin terserang keempat jenis dari pada wanita.
Baca juga: Keringat Malam Bisa Jadi Gejala Awal Leukemia, Kenali Gejala Lainnya
Mengutip Healthline, para peneliti telah menemukan bahwa kelompok ras tertentu lebih mungkin mengembangkan beberapa jenis leukemia.
Misalnya, orang keturunan Eropa memiliki peningkatan risiko menderita leukemia limfositik kronis (CLL).
Para peneliti juga menemukan bahwa leukemia jarang terjadi pada orang-orang keturunan Asia.
Risiko yang berbeda ini kemungkinan disebabkan oleh kecenderungan genetik yang berbeda.
Mengutip Medical News Today, data CDC menunjukkan bahwa leukemia paling sering terjadi pada orang kulit putih, diikuti oleh orang Hispanik dan kulit hitam.
Mengutip Healthline, faktor terkait gaya hidup ini dapat meningkatkan risiko seseorang terserang leukemia myeloid akut (AML).
Kebiasaan merokok adalah salah satu dari sedikit hal yang dapat diubah untuk membantu mengurangi risiko menderita penyakit leukemia.
Baca juga: Gejala Awal Leukemia yang Tidak Boleh Disepelekan
Mengutip Healthline, gangguan darah tertentu juga dapat menempatkan seseorang pada risiko mengembangkan leukemia myeloid akut (AML).
Gangguan darah tersebut, yaitu:
Mengutip Healthline, sering terpapar beberapa bahan kimia meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit leukemia myeloid akut (AML), leukemia limfositik akut (ALL), dan leukemia limfositik kronis (CLL).
Salah satu bahan kimia utama yang dikaitkan dengan leukemia adalah benzena. Benzena biasa ditemukan di:
Contohnya, orang yang telah terpapar Agen Oranye (bahan kimia yang digunakan selama Perang Vietnam) memiliki peningkatan risiko terkena CLL.
Menurut CDC, benzena termasuk dalam 20 bahan kimia yang paling banyak diproduksi di Amerika Serikat, seperti yang dikutip dari Medical News Today.
Baca juga: 9 Gejala Leukemia yang Perlu Diwaspadai
Radiasi adalah energi yang bergerak dalam bentuk gelombang atau partikel kecil dengan kecepatan tinggi.
Mengutip Healthline, radiasi merupakan faktor risiko untuk leukemia myeloid akut (AML), leukemia limfositik akut (ALL), dan leukemia myelogenous kronis (CML).
Artinya, orang yang telah menjalani perawatan radiasi kanker memiliki peningkatan risiko terserang penyakit leukemia.
Pengobatan kanker sebelumnya dengan obat kemoterapi tertentu juga merupakan faktor risiko leukemia. Obat-obatan tersebut termasuk:
Sebuah artikel review dari 2012 menjelaskan bahwa banyak ilmuwan setuju bahwa dosis radiasi yang digunakan dalam pengujian diagnostik cukup untuk menginduksi kanker.
Namun, tinjauan tersebut juga menjelaskan bahwa manfaat potensial dari pengujian mungkin lebih besar dari pada risiko paparan radiasi.
Mengutip Healthline, infeksi human T-cell lymphoma/leukemia virus-1 telah ditemukan sebagai faktor risiko eukemia limfositik akut (ALL).
Ini lebih sering ditemukan di Jepang dan Karibia, menurut American Cancer Society.
Penting untuk dicatat bahwa bahkan untuk orang yang memiliki beberapa faktor risiko di atas, sebagian besar tidak terkena leukemia.
Hal sebaliknya juga benar bahwa orang yang tidak memiliki faktor risiko di atas tetap dapat didiagnosis menderita leukemia.
Sebab, tidak selalu diketahui apa yang menyebabkan mutasi DNA pada leukemia ini.
Baca juga: Leukemia (Kanker Darah): Gejala, Penyebab, Jenis, Pengobatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.