KOMPAS.com - Leukemia adalah kanker jaringan penghasil darah, seperti sumsum tulang, yang menyebabkan peningkatan produksi sel darah yang belum matang atau abnormal.
Keringat malam adalah kondisi yang sering kali dialami oleh banyak orang.
Namun, keringat malam ternyata bisa menjadi tanda awal dari kondisi medis yang mendasarinya, seperti leukemia.
Leukemia adalah istilah umum yang mengacu pada kanker sel darah.
Jenis leukemia ada dua, yakni limfosit dan myeloid.
Baca juga: 17 Penyebab Sel Darah Putih Tinggi, Bisa Tanda Infeksi sampai Kanker
Jenisnya juga tergantung pada kondisi tumbuh cepat (akut) atau lambat dalam jangka waktu lama (kronis).
Leukemia paling sering terjadi pada orang dewasa di atas usia 55 tahun, tetapi juga merupakan kanker paling umum pada anak-anak di bawah 15 tahun.
Bukti dari Institut Kanker Nasional AS menunjukkan bahwa 61.090 orang akan menerima diagnosis leukemia pada tahun 2021.
Sebagian besar tanda dan gejala yang dialami oleh penderita leukemia adalah karena kekurangan sel darah sehat yang disebabkan oleh kepadatan sel leukemia di sumsum tulang.
Tubuh tidak dapat membuat cukup sel darah atau trombosit yang sehat, sebaliknya memproduksi sel darah yang belum matang atau abnormal.
Secara khusus, ini mempengaruhi produksi sel darah putih (leukosit) yang melawan infeksi.
Hal ini dapat membuat seseorang dengan leukemia rentan terhadap infeksi.
Seseorang mungkin mengalami demam dan keringat malam saat tubuh menaikkan suhunya untuk melawan infeksi.
Sel leukemia juga dapat memicu respons inflamasi dalam tubuh, yakni kondisi ketika tubuh berusaha untuk membunuh sel kanker.
Baca juga: Tak Hanya Kanker, Ini 3 Penyebab Munculnya Benjolan di Tubuh
Keringat malam bisa terjadi saat cuaca panas, saat seseorang kepanasan karena terlalu banyak lapisan tempat tidur, atau sebagai gejala menopause.