KOMPAS.com - Anda mungkin cukup akrab dengan istilah penyakit asam lambung.
Tapi, tahukah Anda, sebenarnya asam lambung adalah zat yang secara alami diproduksi perut untuk mencerna makanan. Hanya saja, terkadang diproduksi terlalu banyak yang menyebabkan asam lambung menjadi penyakit.
Penyakit naiknya asam lambung ke kerongkongan dari perut dikenal juga dengan sebutan GERD (Gastroesophageal reflux disease).
Kondisi asam lambung naik (refluks asam) tersebut dapat mengiritasi lapisan kerongkongan.
Baca juga: Kentang Rebus untuk Penderita Asam Lambung, Boleh atau Tidak?
Mengutip Mayo Clinic, refluks asam ringan yang terjadi setidaknya 2 kali seminggu. Sedangkan refluks asam sedang hingga berat, terjadi setidaknya sekali seminggu.
Mengutip WebMD, penyakit asam lambung naik bisa dikenali dengan beberapa ciri-ciri sebagai berikut:
Namun mengutip Cleveland Clinic, ciri-ciri utama GERD, yaitu nyeri di ulu hati yang persisten dan regurgitasi.
GERD juga dapat menyebabkan batuk kering dan bau mulut.
Baca juga: 10 Cara Mencegah Asam Lambung Naik dengan Gaya Hidup dan Obat
Mengutip Mayo Clinic, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko GERD atau munculnya gejala asam lambung naik, meliputi:
Faktor-faktor yang dapat memperburuk refluks asam, meliputi:
Baca juga: Kenali Gejala Silent Reflux, Asam Lambung Naik Diam-diam
Mengutip Cleveland Clinic, GERD tidak mengancam jiwa atau berbahaya. Namun, GERD jangka panjang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, meliputi:
Iritasi dan peradangan yang disebabkan oleh asam lambung pada lapisan kerongkongan.
Esofagitis dapat menyebabkan borok di kerongkongan, nyeri di ulu hati, nyeri dada, pendarahan, dan kesulitan menelan.
Suatu kondisi yang berkembang pada beberapa orang (sekitar 10 persen) yang memiliki GERD jangka panjang.
Kerusakan yang disebabkan oleh refluks asam selama bertahun-tahun dapat mengubah sel-sel di lapisan kerongkongan.
Barrett's esophagus adalah faktor risiko kanker kerongkongan.
Baca juga: Mengapa Kecemasan Dapat Memperburuk Asam Lambung?