Kemudian, kehadiran sejumlah besar cacing kremi dapat menyebabkan komplikasi infeksi cacing kremi berupa sakit perut karena populasi cacing kremi yang besar dalam usus.
Pada akhirnya, cacing kremi dapat merebut nutrisi penting yang tersimpan di dalam tubuh, yang dapat menyebabkan penurunan berat badan seseorang.
Baca juga: Benarkah Obat Cacing Ivermectin Bisa Mengobati Covid-19?
Mengutip Mayo Clinic, biasanya infeksi cacing kremi terjadi karena tidak sengaja menelan atau menghirup telurnya yang berbentuk mikroskopis, melalui:
Setelah anak menghisap jari atau memakan makanan yang terdapat telur cacing kremi, telur itu masuk ke sistem pencernaan dan menetas di usus kecil.
Dari usus kecil, larva cacing kremi pergi ke usus besar, di mana mereka hidup sebagai parasit (dengan kepala menempel di dinding bagian dalam usus).
Sekitar 1-2 bulan kemudian, cacing kremi betina dewasa akan meninggalkan usus besar melalui anus.
Mereka bertelur di kulit tepat di sekitar anus, yang memicu rasa gatal di daerah itu. Sering kali, ini terjadi pada malam hari.
Itu sebabnya, orang yang terinfeksi cacing kremi sering merasakan gatal pada anus.
Saat kamu menggaruk area yang gatal, telur menempel di jari dan berada di bawah kuku.
Telur cacing kremi kemudian dapat menyebar saat orang tersebut menyentuh permukaan benda lain, seperti mainan, tempat tidur, atau kursi toilet.
Telur juga dapat berpindah dari jari yang terkontaminasi ke makanan, cairan, pakaian atau orang lain.
Telur cacing kremi dapat bertahan selama 2-3 minggu di permukaan tanpa inang.
Baca juga: Infeksi Cacing Tambang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.