Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/08/2021, 19:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Melakukan kegiatan di luar ruangan adalah hal yang menyenangkan dilakukan bersama teman maupun keluarga.

Berkebun, bermain dengan hewan peliharaan, bermain pasir, bermain sepak bola, atau sekadar berlarian di lapangan dapat menjadi pilihan untuk mengisi waktu luang.

Namun, kegiatan di luar ruangan yang melakukan kontak langsung dengan pasir atau tanah tersebut berisiko terkena infeksi cacing tambang.

Baca juga: Awas, 4 Parasit Ini Sama Bahayanya dengan Cacing Pita

Cacing tambang termasuk parasit yang bertahan hidup dari makhluk hidup lain, yakni hewan dan manusia.

Terdapat dua spesies utama cacing tambang yang menginfeksi manusia, yakni Ancylostoma duodenale dan Necator americanus.

Infeksi cacing tambang sering terjadi di negara-negara berkembang dengan iklim tropis dan subtropis karena kondisi lingkungan kesehatan yang kurang baik.

Gejala

Pada orang dengan kondisi yang sehat gejala infeksi cacing tambang sering kali tidak tampak karena mereka memiliki daya tahan tubuh yang baik dan mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi.

Namun, terdapat beberapa tanda yang dapat dijadikan gejala ketika cacing tambang masuk ke tubuh manusia:

Baca juga: Ada Cacing Hidup di Bawah Kulit Anak Anji, kok Bisa?

  1. muncul ruam yang berkelok-kelok disertai gatal
  2. sakit perut
  3. diare
  4. kehilangan nafsu makan
  5. penurunan berat badan
  6. mual
  7. demam
  8. anemia
  9. feses berdarah

Penyebab

Infeksi cacing tambang terjadi karena larva cacing tambang masuk dan berkembang di dalam tubuh manusia dengan beberapa cara, di antaranya:

  • Berjalan di atas tanah tanpa alas kaki
  • Mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi larva cacing tambang, seperti daging mentah atau setengah matang
  • Membiarkan kulit bersentuhan langsung dengan tanah yang terkontaminasi larva cacing tambang
  • Melakukan kontak langsung dengan hewan peliharaan yang terinfeksi cacing tambang
  • Tidak sengaja menyentuh kotoran hewan yang terkontaminasi dengan tangan atau kaki secara langsung

Diagnosis

Infeksi cacing tambang dapat didiagnosis dengan mengidentifikasi larva cacing tambang melalui:

Baca juga: Waspadai Cacing Pita pada Sushi

  • uji sampel feses, untuk mengetahui keberadaan larva cacing tambang dan kandungan darah dalam feses
  • tes darah lengkap, untuk mengetahui apakah terjadi anemia dan kekurangan zat besi

Komplikasi

Infeksi cacing tambang yang terjadi dalam waktu lama menyebabkan penderita akan mengalami anemia. Kondisi ini jika tidak segera ditangani dan semakin parah dapat memicu terjadinya gagal jantung.

Selain itu, infeksi cacing tambang juga menyebabkan terjadinya malnutrisi yang disebut juga asites dikarenakan hilangnya protein.

Melansir Healthline, bagi anak yang sering terinfeksi cacing tambang berisiko mengalami keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan mental karena hilangnya zat besi dan protein dalam tubuh.

Perawatan

Tujuan dari pengobatan infeksi cacing tambang adalah untuk menghilangkan parasit, mengembalikan nutrisi, dan mengobati komplikasi dari anemia.

Infeksi cacing tambang biasanya dapat diobati dalam 1 hingga 3 hari dengan mengonsumsi obat dari dokter.

Dokter akan memberikan obat-obatan anticacing seperti albendazole, mebendazole, atau pyrantel pamoate untuk diminum.

Sedangkan bagi pasien yang mengalami anemia akan diberikan suplemen zat besi untuk membentuk sel darah merah.

Pencegahan

Beberapa tindakan di bawah ini dapat mengurangi risiko terinfeksi cacing tambang, yakni:

Baca juga: Ada Cacing Bergerak di Dalam Kulit Perempuan Ini, Apa yang Terjadi?

  1. Menggunakan alas kaki ketika di luar ruangan, khususnya jika memijak tanah
  2. Menghindari kontak fisik secara langsung dengan tanah, seperti menggunakan sarung tangan dan alas kaki
  3. Mencuci dan memasak bahan makanan dengan benar
  4. Mengonsumsi makanan bersih dan matang
  5. Menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup sehat
  6. Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
  7. Menjaga kebersihan dan memberikan vaksin pada hewan peliharaan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau