Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan Barat Bisa Sebabkan Disfungsi Otak

Kompas.com - 29/03/2022, 14:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Pada tikus

Mengutip Medical News Today, sebuah studi pada tikus juga menemukan pengaruh makan makanan Barat dengan penurunan kognitif dan gangguan neurodegeneratif.

Gangguan neurodegeneratif mencakup berbagai kondisi akibat hilangnya struktur dan fungsi sistem saraf pusat atau perifer.

Penyakit neurodegeneratif kronik, contohnya:

  • Alzheimer
  • Huntington
  • Parkinson
  • Lou-Gehrig (ALS).

Namun, dua gangguan neurodegeneratif yang paling umum adalah penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson

Dalam studi tersebut, para peneliti menggunakan model tikus yang diubah gennya. Mereka memberi makan tikus baik diet normal atau diet tipe Barat selama 12 minggu.

Penelitian tersebut dilakukan oleh para peneliti dari Marshall University Joan C Edwards School of Medicine (Edwards) di Huntington, West Virginia.

Baca juga: Berbagai Cara Meredam Keinginan Makan Junk Food

Pada akhir penelitian, para peneliti mengamati bahwa tikus yang makan makanan ala Barat memiliki berat badan yang meningkat secara signifikan dibandingkan dengan tikus yang diet normal.

Selain itu, kelompok tikus pertama dengan makan makanan ala Barat menunjukkan kondisi tubuh mengalami:

  • Resistensi insulin
  • Energi rendah
  • Kadar oksigen yang lebih rendah.

Selain itu, diet Barat meningkatkan jenis molekul sitokin yang memicu peradangan (inflamasi).

Memiliki terlalu banyak sitokin inflamasi dapat menyebabkan kondisi tertentu, termasuk penyakit neurodegeneratif.

Penulis penelitian juga menemukan bahwa tikus yang makan makanan Barat menunjukkan tanda-tanda perubahan perilaku serta perubahan ekspresi gen dan sinyal, seperti orang-orang dengan penyakit Alzheimer dan Parkinson.

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mereplikasi temuan tersebut pada manusia.

Baca juga: Junk Food Bikin Rentan Depresi, Kok Bisa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com