KOMPAS.com - Emosi atau perasaan merupakan salah satu hal yang menjadi karakteristik dari kita sebagai manusia. Entah itu bahagia, sedih, marah, takut, maupun jijik.
Emosi yang kita rasakan merupakan reaksi dari suatu rangsangan. Perasaan muncul karena naluri dasar dan tentu menjadi salah satu hal yang membuat kita tetap bertahan.
Seperti, rasa takut apabila ada binatang buas, akan membuat kita menghindar dan menyelamatkan diri.
Ada juga rasa jijik akan makanan busuk yang membuat kita terhindar dari bakteri atau kuman penyakit.
Baca juga: Cara Hadapi Gejolak Emosi di Tengah Pandemi
Namun, ada beberapa orang yang sulit untuk mengenali perasaan dan mengungkapkan respons dari perasaan tersebut.
Melansir Science Direct, alexithymia merupakan fenomena subklinis yang melibatkan kurangnya kesadaran emosional atau, lebih khusus lagi, kesulitan dalam mengidentifikasi dan menggambarkan perasaan dan dalam membedakan perasaan dari sensasi tubuh dari gairah emosional.
Associate Professor dan Direktur Riset di Fakultas Kedokteran Universitas Indiana, dr. Dawn Neumann di saluran Brainline menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki Alexithymia memiliki wawasan emosional yang buruk.
Hal ini menimbulkan kurangnya kesadaran diri secara emosional.
Alhasil seseorang akan kesulitan mengenali perasaan ketika mendapat respons emosional yang turut mencakup kemampuan untuk memberi label atau menggambarkan perasaan.
Hal tersebut juga berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan emosi, seperti marah, sedih, atau takut.
“Pengidap alexithymia akan mengalami kesulitan memperhatikan isyarat internal yang kita dapatkan dari tubuh kita yang sangat membantu untuk memberi tahu saat kita mengalami respons emosional sehingga mereka mungkin tidak memperhatikan hal-hal seperti saat detak jantung mereka meningkat atau otot mereka tegang,” ujar dr. Dawn.
Baca juga: 4 Jenis Gangguan Emosi dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan Fisik
Namun, dr. Dawn turut menjelaskan bahwa “Jika Anda tidak memiliki kesadaran atau memperhatikan emosi Anda, emosi akan keluar dengan sendirinya entah Anda memprosesnya atau tidak."
"Hanya karena Anda tidak menyadarinya bukan berarti emosi itu tidak ada. Emosi akan keluar dalam satu bentuk atau lainnya," sambungnya.
Dawn juga menjelaskan, seseorang dengan kondisi ini akan bereaksi dengan cara tertentu, tetapi tidak akan memiliki kapasitas untuk mengontrol bagaimana harus bereaksi karena kurang menyadari apa emosi itu.
Melansir Healthline, penyebab alexithymia tidak dapat dipahami dengan baik. Ada kemungkinan bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh genetik.