KOMPAS.com - Pernahkah Anda mendengar tentang gangguan konversi?
Gangguan konversi adalah kondisi di mana seseorang mengalami gejala fisik sementara, seperti kebutaan atau kelumpuhan tanpa penyebab fisik.
Para ahli memperkirakan bahwa gangguan konversi merupakan respon fisik terhadap trauma mental, fisik, atau psikologis.
Dalam dunia medis, gangguan konversi juga disebut sebagai gangguan neurologis fungsional.
Gangguan konversi bisa dipicu oleh peristiwa stres, trauma emosiona atau fisik, perubahan fungsi otak pada tingkat struktural, seluler, atau metabolisme.
Namun, gangguan konversi juga dapat terjadi bila tidak ada pemicu yang jelas.
Baca juga: 7 Penyebab Umum Nyeri Perut Bagian Kiri Bawah, Pantang Diabaikan
Gejala gangguan konversi bervariasi pada setiap orang dan pada jenis gangguan saraf yang dimiliki seseorang.
Gejalanya bisa ringan atau berat dan biasanya mempengaruhi kemampuan tubuh untuk berfungsi dengan benar. Gejala ganggunan konversi bisa berupa:
Seorang dokter akan mendiagnosis gangguan konversi menggunakan kriteria yang ditentukan oleh Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) terbaru. Kriteria ini meliputi:
Seorang dokter mungkin juga menyarankan beberapa tes lain untuk menyingkirkan kondisi medis lainnya. Tes ini meliputi:
Setelah didiagnosis, ada berbagai cara untuk mengobati gangguan konversi.
Baca juga: 6 Tanda Anda Memiliki Batu Ginjal, Termasuk Sakit Punggung
Siapa pun yang mengalami gejala gangguan konversi harus mencari perhatian medis segera, karena gejalanya mungkin disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya.
Pengobatan lini pertama adalah mencoba mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya.
Setelah seseorang mengetahui apa penyebabnya, mereka dapat bekerja pada mekanisme koping dan solusi lain untuk menghilangkan stres dan trauma emosional sebanyak mungkin.
Perawatan yang disarankan untuk gangguan konversi mungkin termasuk: