Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Kebiasaan yang Menyebabkan Infeksi Saluran Kemih

Kompas.com - 07/08/2022, 13:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi pada sistem kemih.

Mengutip Cleveland Clinic, infeksi ini bisa terjadi di mana pun dari sistem kemih, yaitu:

  • Uretra: suatu kondisi yang disebut uretritis
  • Ginjal: suatu kondisi yang disebut pielonefritis
  • Kandung kemih: suatu kondisi yang disebut sistitis.

Baca juga: Penggunaan Kateter Jangka Panjang Dapat Sebabkan Infeksi Saluran Kemih

Urin biasanya tidak mengandung bakteri, tetapi bakteri bisa masuk ke sistem kemih dari luar tubuh, menyebabkan infeksi saluran kemih.

Siapa pun bisa terkena infeksi saluran kemih, tetapi lebih sering terjadi pada wanita.

Hal ini karena uretra (tabung yang membawa urin keluar dari tubuh) pada wanita lebih pendek dan lebih dekat ke anus, di mana bakteri E. coli biasa ditemukan.

Lebih dari 90 persen kasus infeksi kandung kemih (sistitis) disebabkan oleh E. coli.

Baca juga: Kenali Infeksi Saluran Kemih yang Umum Dialami Pengantin Baru

Mengutip Everyday Health, kebiasaan yang menyebabkan infeksi saluran kemih, meliputi:

1. Suka menahan kencing

Suka menahan kencing atau tidak mengosongkan kandung kemih bisa menjadi kebiasaan yang menyebabkan infeksi saluran kemih.

Sebab, urin yang ditahan itu bisa menjadi sarang bakteri dan menyebabkan radang kandung kemih atau infeksi uretra.

"Lebih baik mengosongkan kandung kemih sepenuhnya untuk membiarkannya terisi kembali sepenuhnya," kata profesor kebidanan dan ginekologi di Hofstra Northwell School of Medicine, New York, Jill Maura Rabin.

Baca juga: 7 Cara Mengobati Infeksi Saluran Kemih Tanpa Antibiotik

2. Mengkonsumsi obat-obatan

Kebiasaan minum obat-obatan dapat memberikan efek samping yang menyebabkan infeksi saluran kemih.

Sebab, obat-obatan tertentu bisa membuat urin tertahan di kandung kemih.

Beberapa obat yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih itu, meliputi:

  • Antihistamin
  • Antipsikotik
  • Dekongestan
  • Antikolinergik

Dr. Rabin mengatakan bahwa itu tidak berarti Anda harus berhenti meminumnya.

Anda perlu mewaspadai risiko ekstra dan minum banyak air, berusaha kencing sepenuhnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau