Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/09/2022, 13:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa orang memiliki kondisi tubuh yang tidak bisa berkeringat karena beberapa alasan yang mungkin serius.

Kondisi tidak normal ini disebut hipohidrosis, ketika kelenjar keringat tidak berfungsi dengan baik untuk mendinginkan tubuh.

Mengutip Healthline, ketidakmampuan untuk berkeringat ini menyebabkan kulit sangat kepanasan.

Baca juga: Penyebab Keringat Berlebihan Tidak Normal, dari Gen hingga Penyakit

Sehingga, salah satu tanda orang mengalami hipohidrosis adalah memiliki kulit sangat kering.

Gejala serangan jantung saat tidur, seperti nyeri dada dan muncul keringat dingin penting dikenali untuk dapat dikonsultasikan segera dengan dokter.

Kondisi tidak bisa berkeringat juga dapat menyebabkan stroke panas.

Heat stroke merupakan kondisi yang berpotensi mengancam jiwa yang ditandai dengan suhu tubuh mencapai lebih dari 40 Celcius.

Hipohidrosis umum berkembang seiring bertambahnya usia karena kemampuan untuk berkeringat berkurang.

Ada beberapa penyebab tubuh tidak bisa berkeringat, yaitu:

Baca juga: Tanda-tanda Keringat Berlebihan Tidak Normal, Apakah Anda Memilikinya?

1. Kondisi kulit dan cedera

Mengutip Medical News Today, hipohidrosis yang diakibatkan oleh kondisi kulit dan cedera biasanya hanya memengaruhi satu area tubuh.

Jika area yang terkena kecil, maka kondisinya tidak perlu dikhawatirkan.

Ini karena kelenjar keringat di area tubuh lainnya akan mengimbangi untuk membuat orang tersebut tetap dingin.

Penyebab paling umum dari hipohidrosis lokal meliputi:

  • Saluran keringat tersumbat (oklusi pori-pori)
  • Infeksi bakteri
  • Cedera, terutama luka bakar

Kondisi peradangan kulit tertentu juga dapat mengganggu fungsi kelenjar keringat. Contohnya:

  • Ruam panas
  • Psoriasis
  • Dermatitis eksfoliatif
  • Skleroderma
  • Iktiosis
  • Miliaria rubra atau biang keringat

Selain itu, beberapa kasus hipohidrosis dapat menyebabkan kelainan kulit lainnya.

Contohnya, kondisi sistem kekebalan, sindrom Sjogren dan penyakit graft-versus-host (GvHD).

Baca juga: Ciri-ciri Penyakit Autoimun Kulit Skleroderma yang Perlu Diketahui

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com