Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 25/09/2022, 12:00 WIB

KOMPAS.com - Keringat dapat diproduksi berlebihan oleh tubuh, di mana kondisi ini disebut hiperhidrosis yang dikenal juga sebagai polihidrosis atau sudorrhea.

Meskipun tidak mengancam jiwa, kondisi keringat tidak normal ini bisa membuat penderitanya tidak nyaman, malu, dan bahkan menyebabkan trauma psikologis.

Mengutip Medical News Today, hiperhidrosis didefinisikan sebagai keringat yang mengganggu aktivitas normal.

Baca juga: Tanda-tanda Keringat Tidak Normal Jadi Petunjuk Kondisi Kesehatan

Keringat tidak normal ini bisa memengaruhi hanya satu area tertentu atau seluruh tubuh Anda.

Keringat berlebihan biasanya paling aktif di bagian:

  • Telapak tangan (palmar hyperhidrosis)
  • Telepak kaki (plantar hyperhidrosis)
  • Ketiak (axillary hyperhidrosis)
  • Selangkangan

Hal ini karena di sana konsentrasi kelenjar keringat yang relatif tinggi.

Kondisi hiperhidrosis mungkin sudah ada sejak Anda lahir, tapi ada juga yang mengalaminya saat beranjak dewasa.

Sebagian besar kasus keringat berlebih cenderung dimulai selama masa remaja seseorang.

Baca juga: 7 Fungsi Keringat bagi Kesehatan yang Perlu Diketahui

Tanda-tanda

Mengutip Healthline, berikut tanda-tanda keringat berlebihan yang tidak normal yang bisa diamati:

  • Keringat berlebih yang terjadi setidaknya selama 6 bulan tanpa alasan yang jelas
  • Keringat yang terjadi di kedua sisi tubuh Anda dalam jumlah yang kira-kira sama
  • Insiden keringat berlebih setidaknya seminggu sekali
  • Berkeringat yang mengganggu aktivitas sehari-hari Anda. Misalnya, licin saat memegang pena, keringat mudah membasahi kertas tugas, atau keybord komputer.
  • Keringat berlebih yang dimulai saat Anda berusia kurang dari usia 25 tahun

Mengutip Cleveland Clinic, tanda-tanda keringat berlebihan lainnya:

  • Baju mudah basah
  • Muncul manik-manik keringat di pipi atau dahi, meski tidak melakukan aktivitas fisik berat atau terlalu kepanasan.
  • Gatal dan peradangan saat keringat mengiritasi daerah yang terkena
  • Bau badan yang kuat: ketika bakteri pada kulit bercampur dengan partikel keringat.
  • Residu dari kombinasi keringat: bakteri dan bahan kimia (deodoran) akan meninggalkan bekas yang terlihat pada pakaian.
  • Perubahan kulit, seperti pucat atau perubahan warna lainnya, lalu retak atau keriput.
  • Maserasi (kulit yang sangat lembut atau hancur) di telapak kaki Anda.

Baca juga: 8 Penyebab Keringat Berlebihan di Malam Hari dan Cara Mengatasinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+