KOMPAS.com - Anak-anak terkadang bisa mengalami alergi makanan tanpa disadari oleh orangtua.
Alergi makanan adalah respons tubuh yang tidak normal terhadap makanan tertentu.
Sebelum mengalami reaksi alergi makanan, anak biasanya pernah terpapar makanan setidaknya sekali sebelumnya, atau bisa juga disensitisasi melalui ASI.
Pada saat itu, ketika antibodi IgE bereaksi dengan makanan, histamin dilepaskan, yang dapat menyebabkan anak Anda mengalami gatal-gatal, asma, gatal di mulut, kesulitan bernapas, sakit perut, muntah, dan/atau diare.
Sekitar 90 persen dari semua alergi makanan disebabkan oleh delapan makanan berikut:
Baca juga: Obat-obatan Pemicu Asam Urat Tinggi yang Harus Diwaspadai
Biasanya, alergi makanan dimulai dari 30 hingga 60 menit setelah anak mengonsumsi makanan pemicu alergi. Namun, reaks alergi juga bisa terjadi berjam-jam.
Ada banyak jenis reaksi merugikan terhadap makanan, tetapi ketika kita berbicara tentang "alergi" makanan, kita biasanya mengacu pada reaksi alergi langsung yang disebabkan oleh antibodi alergi, dengan potensi anafilaksis.
Reaksi bervariasi dari orang ke orang, tetapi gejala reaksi alergi dapat meliputi:
Adanya masalah pernapasan atau perubahan suara pada anak bisa menunjukan reaksi yang sangat serius.
Meski jarang terjadi, alergi makanan juga bisa memicu reaksi yang fatal.
Baca juga: Macam-macam Penyebab Urine Keruh: Batu Ginjal hingga Infeksi Vagina
Tidak ada obat untuk mencegah alergi makanan. Tujuan pengobatan adalah untuk menghindari makanan yang menyebabkan gejala.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.