KOMPAS.com - Sebagai organ penting wanita, payudara ternyata memiliki beberapa fakta yang mungkin belum Anda ketahui. Apa itu?
Dilansir dari WebMD, payudara merupakan jaringan yang melapisi otot dada (pektoral). Struktur payudara terdiri dari:
Fungsi utama payudara wanita adalah memproduksi ASI dan menjadi sarana menyusui. Selain itu, payudara juga menjadi organ yang menunjang kebutuhan seksual, termasuk menjadi titik orgasme.
Baca juga: Mengenal No Bra Day, Gerakan Kewaspadaan Kanker Payudara
Diketahui, payudara wanita bertumbuh atau membesar pada masa pubertas bahkan hingga seorang wanita memiliki anak. Selain itu, ada beberapa fakta terkait payudara wanita yang perlu Anda ketahui:
Sebagian wanita mungkin pernah merasa risau dan tak nyaman akan ukuran payudaranya yang asimetris atau tidak sama. Namun, kenyataanya ini merupakan kondisi yang wajar.
Payudara kiri umumnya lebih besar, padat, dan bulat daripada kanan. Sementara itu, ukuran puting dan areola cenderung sama di kedua payudara.
Sama seperti ukuran, bentuk payudara juga bermacam-macam. Ada satu payudara yang menggantung tinggi, sementara yang lain lebih rendah.
Beberapa payudara juga memiliki puting runcing, sementara lainnya cenderung lebih lembut dan kurang menonjol.
Sebagian besar wanita khawatir ketika merasakan dan menemukan benjolan di payudara. Pasalnya, benjolan di payudara bisa jadi tanda kanker payudara.
Pijat payudara atau gerakan periksa payudara sendiri (SADARI) menjadi salah satu cara untuk deteksi dini kanker payudara pada stadium awal.
Mengutip Healthline, benjolan yang disebabkan oleh kanker biasanya berada di payudara kuadran luar bagian atas yang dekat dengan area ketiak.
Belum diketahui secara pasti mengapa lebih banyak benjolan kanker di area tersebut. Yang jelas, payudara kuadran luar bagian atas memiliki banyak jaringan kelenjar yang bisa menjadi tempat pertumbuhan sel kanker.
Namun, tidak semua benjolan di payudara bersifat kanker. Berbagai hal bisa tumbuh di payudara, seperti kista atau tumor jinak.
Jaringan payudara juga berubah ketika kadar hormon berfluktuasi. Kondisi ini dapat membuat payudara lebih padat dari biasanya sebelum seorang wanita mendapatkan haid.
Meski benjolan tidak selalu menunjukkan kanker, Anda disarankan untuk tetap konsultasi ke dokter.
Baca juga: Mengapa Merokok Dapat Meningkatkan Risiko Kanker Payudara Pada Wanita?
Banyak wanita yang langsung merasa khawatir apabila payudaranya nyeri. Padahal, nyeri payudara adalah keluhan yang sangat umum.
Nyeri payudara sering dikaitkan dengan fluktuasi hormonal dan cenderung memburuk sebelum dan selama periode menstruasi.
Namun, Anda harus segera ke dokter apabila nyeri payudara tidak berkaitan dengan siklus menstruasi dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Dokter kemungkinan akan melakukan pemeriksaan, seperti USG untuk mengetahui penyebab nyeri payudara.
Ukuran payudara dapat membesar karena beberapa faktor, seperti menyusui dan obesitas atau kelebihan berat badan.
Payudara padat memiliki jumlah jaringan kelenjar dan fibrosa yang lebih tinggi dengan tingkat lemak rendah. Kepadatan payudara ini tidak terkait dari penampilan luar atau bentuknya.
Sebuah penelitian yang diterbitkan Radiology, menemukan bahwa payudara padat memiliki risiko kanker lebih besar daripada yang tidak padat.
Baca juga: Pil KB Sebabkan Payudara Membesar, Kok Bisa?
Saluran susu terbentuk sebelum wanita melahirkan atau tepatnya di trimester kedua. Hal inilah yang menyebabkan payudara bumil terkadang mengalami bocor ASI.
Produksi susu kemudian meningkat setelah bayi lahir. Oleh sebab itu, ibu yang memutuskan tidak menyusui tetap memiliki ASI, meski akan berhenti seiring berjalannya waktu.
Usaha paling nyata untuk mengecilkan payudara adalah dengan menjalani operasi. Namun, beberapa wanita mungkin bisa memiliki ukuran payudara yang lebih kecil karena rutinitas olahraga.
Sebagaimana diketahui, payudara adalah gumpalan lemak yang memiliki berat rata-rata 500 gram dan mengandung 4-5 persen dari keseluruhan lemak tubuh.
Baca juga: Belum Tentu Kanker, Ini 6 Penyebab Nyeri Payudara pada Pria
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.