KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 di Indonesia belum terkendali secara epidemiologi.
Menurut data terakhir Kementerian Kesehatan pada 6 November 2022, terjadi peningkatan kasus Covid-19 sebesar 4.245 dalam sepekan terakhir.
Penyebab peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia ini salah satu dugaannya adalah muncul subvarian Omicron baru, seperti XBB, BA.2.75, dan lainnya.
Namun, peningkatan kasus tersebut jauh lebih rendah dari pada saat varian Delta dan Omicron awal merebak.
Peningkatan kasus terjadi saat tren tes Covid-19 semakin rendah. Sepekan terakhir, statistik orang periksa Covid-19 di Indoensia sebanyak 26.917.
Baca juga: 10 Penyebab Hidung Tidak Bisa Mencium Bau, Bukan Hanya Gejala Covid-19
"Artinya, saat tren peningkatan kasus Covid-19 ini terjadi, masih ada kasus lainnya yang bisa lebih banyak dari pada yang dilaporkan sekitar 4 ribuan," kata dr. Iwan Ariawan, Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia dalam Media Briefing pada Senin (7/11/2022).
Sementara itu, angka reproduksi efektif Indonesia adalah 1,04. Reproduksi efektif (Rt) menunjukkan jumlah kasus baru Covid-19 yang tertular dari satu kasus terinfeksi pada populasi.
"Artinya, setiap ada 1 kasus Covid-19, secara rata-rata akan menularkan 1,04 orang. Jadi, yang ditularkan lebih banyak dari 1. Artinya. Kasus ini akan terus bertambah," terang dr. Iwan.
Dari perhitungan statistik tersebut, dr. Iwan berkata, "Pandemi Covid-19 di Indonesia belum terkendali karena kasusnya naik, belum mengalami tren turun, atau tetap."
Baca juga: Kenali Subvarian Omicron XBB yang Telah Masuk Indonesia
Dr. Iwan mengatakan masa kedaruratan Covid-19 belum selesai, artinya, vaksin, dan protokol kesehatan masih diperlukan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.