Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/12/2022, 09:00 WIB

KOMPAS.com - Anak yang sulit atau jarang BAB perlu dicurigai mengalami konstipasi atau sembelit. Kenali gejala dan penyebab konstipasi pada anak untuk menghindari kondisi ini.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak yang mengalami konstipasi atau sembelit kesulitan mengeluarkan tinja.

Baca juga: Konstipasi

Sebagian besar konstipasi pada anak bukan disebabkan karena kelainan organik. Karena itu, kondisi pada anak ini disebut dengan konstipasi fungsional.

Konstipasi pada anak jamak terjadi ketika mereka mengalami perubahan fase makan yaitu:

  • Si kecil mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI)
  • Perubahan dari ASI ke susu formula atau sufor ke susu UHT

Gejala konstipasi pada anak

Anak yang mengalami konstipasi atau sembelit, umumnya mengalami beberapa gejala berikut:

  • Frekuensi buang air besar dua kali dalam seminggu atau kurang dari itu
  • Feses atau tinja keras
  • Feses terlalu besar yang menandakan si kecil menahan BAB
  • Rasa sakit atau nyeri ketika buang air besar
  • Cepirit atau mengeluarkan cairan tinja satu kali dalam seminggu.

Penyebab konstipasi pada anak

Penyebab utama konstipasi pada anak yaitu adanya riwayat trauma saat buang air besar atau masalah kesehatan kronis, seperti:

  • Rasa sakit akibat susah mengejan atau tekstur tinja yang terlalu keras
  • Takut ke toilet: si kecil pernah melihat kecoa atau kondisi WC yang jorok
  • Kesalahan dalam toilet training: anak dipaksa BAB di WC dengan ancaman, toilet training terlalu dini
  • Distraksi saat akan buang air besar: keluarga justru menggoda atau cenderung mengejek anak, anak lebih mengutamakan bermain ketimbang fokus mengejan.
  • Penyumbatan di usus besar atau rektum
  • Masalah pada otot pembuangan
  • Kondisi yang memengaruhi hormon tubuh
  • Masalah pada saraf di sekitar usus besar dan rektum.

Baca juga: 10 Penyebab Susah BAB, dari Sembelit hingga Kanker Usus Besar

Kapan perlu ke dokter?

Konstipasi atau sembelit pada anak dapat diatasi dengan memberikan asupan cairan dan serat yang cukup pada menu makanan mereka.

Selain itu, penting pula untuk mencari akar penyebab konstipasi pada anak atau anak susah BAB (buang air besar).

Orangtua juga dapat mengajak si kecil untuk memulai toilet training. Namun, jika cara tersebut tidak berhasil, orangtua perlu mengajak si kecil ke dokter spesialis anak.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+