BUKANNYA tidak terasa, capaian bonus usia beberapa bulan lalu hingga 77 tahun – istri saya bilang doubleseven -- bukan hal yang biasa-biasa saja.
Ada sedikit “kesombongan” ketika berbicara dengan sahabat yang usianya lebih muda, “Aku pernah muda, kamu belum pernah tua”, yang selalu jadi bahan membuat tawa berderai.
Banyak orang dikaruniai Allah Yang Maha Tunggal, mencapai usia lanjut yang mengungkapkan rahasia pribadinya.
“Jangan pernah berhenti, jangan pernah beristirahat sepanjang otak dan fisik masih mampu berkarya,” ujar mereka rata-rata.
Mengikuti saran itu, saya aktif menulis yang dimuat di media-media mainstream dan diperkenalkan sebagai kolumnis mereka.
Pro bono publico, yang penting tulisan saya dibaca, kebanyakan memang tentang (teknologi) telekomunikasi dan transportasi.
Namun banyak di antara sahabat yang sudah mencapai usia pensiun lalu bersantai, menikmati hari tua dengan tidak neko-neko, menikmati derai ceria cucu dan bahkan cicit.
Yang punya tabungan, keliling dunia sesering mungkin, menikmati apa yang tidak bisa dinikmati saat masih sibuk sebagai karyawan, atau karena bos di satu entitas bisnis, atau bahkan dari kegiatan sosialnya.
Menghentikan tiba-tiba suatu kegiatan rutin dengan lebih banyak di rumah, membaca, menonton televisi atau mendengar musik, sejatinya bukan kegiatan “yang baik” bagi manula.
Apalagi meratapi kejayaan yang baru saja lenyap tanpa ada kemungkinan meraihnya kembali, yang umum disebut sebagai post power syndrome.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.