Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami Risiko Hamil Di Atas 35 Tahun dan Cara Mencegahnya

Kompas.com - 27/12/2022, 12:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyarankan agar wanita tidak hamil di atas usia 35 tahun.

Perigatan tersebut diberikan karena mengingat risiko kehamilan di atas usia 35 tahun sangat lah tinggi.

Yah, wanita yang hamil di atas usia 35 tahunan memang harus berhati-hati. Sebab, ada beberapa risiko yang mengintai selama kehamilan hingga proses persalinan.

Baca juga: 4 Kesalahan Minum Kopi yang Bisa Memperpendek Usia

Risiko hamil di atas usia 35 tahun

Beberapa risiko yang bisa terjadi saat hamil di usia 35 tahunan, sebagai berikut:

  • Tekanan darah tinggi

Risiko terkena tekanan darah tinggi selama kehamilan lebih tinggi. Berdasarkan data Mayo Clinic, penelitian menunjukkan tekanan darah tinggi yang berkembang selama kehamilan lebih sering terjadi pada usia yang lebih tua.

  • Bayi lahir prematur

Ada risiko kelahiran prematur yang lebih besar dan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Bayi prematur seringkali memiliki masalah medis yang rumit.

  • Risiko kelainan kromosom

Bayi yang lahir dari ibu yang lebih tua memiliki risiko lebih tinggi terhadap kondisi kromosom tertentu, seperti sindrom Down.

  • Komplikasi saat melahirkan

Wanita berusia 30-an lebih cenderung membutuhkan operasi caesar daripada wanita yang lebih muda. Wanita yang melahirkan bayi pertama mereka setelah usia 35 tahun juga berisiko tinggi mengalami komplikasi persalinan lainnya, seperti persalinan lama.

Baca juga: 15 Tanda-tanda Bahaya dalam Kehamilan yang Harus Diwaspadai

Cara Mencegah Risiko Hamil di Usia 35 Tahun ke Atas

Meski banyak risiko yang bisa saja terjadi, bkan berarti wanita yang berusia 30 tahunan tidak bisa memiliki kehamilan yang sehat.

Direktur intervensi janin di UH Cleveland Medical Center, Ellie Ragsdale, mengatakan bahwa Wanita yang hamil di usia 30 tahunan dan awal 40 tahunan dapat memiliki kehamilan yang aman dan sehat.

Kemajuan dalam perawatan medis untuk ibu dan bayi dapat membantu mencegah dan menangani banyak risiko yang mereka hadapi.

“Perawatan prenatal dini dan teratur adalah kunci untuk memiliki bayi yang sehat di usia berapa pun,” kata Ragsdale.

“Sangat penting untuk memastikan Anda dalam keadaan sehat sebelum dan selama kehamilan. Makan makanan bergizi dan berolahraga secara teratur. Hindari rokok dan alkohol, yang dapat membahayakan bayi," tambahnya.

Selain itu, Ragsdale menyarankan untuk mengonsumsi 400 mcg asam folat setiap hari sebelum dan selama kehamilan untuk membantu mengurangi risiko cacat lahir.

Untuk wanita yang menderita diabetes tipe 1 atau tipe 2, American Diabetes Association merekomendasikan untuk mengonsumsi aspirin dosis rendah mulai dari akhir trimester pertama untuk menurunkan risiko preeklampsia.

Konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan Anda untuk menentukan dosis dan frekuensi yang tepat.

“Diskusikan rencana kehamilan dengan dokter, agar dapat mengidentifikasi kebutuhan khusus yang mungkin Anda miliki dan membantu memberikan saran." kata Ragsdale.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Health
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Health
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Health
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Health
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Health
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Health
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Health
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Health
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Health
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Health
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Health
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Health
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Health
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Health
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau