Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/02/2023, 08:01 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Depresi adalah penyakit medis umum dan serius yang secara negatif memengaruhi perasaan Anda, cara Anda berpikir, dan cara Anda bertindak.

Untungnya, penyakit ini juga bisa diobati. Depresi menyebabkan perasaan sedih atau kehilangan minat pada aktivitas yang pernah Anda nikmati.

Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik sekaligus menurunkan kemampuan Anda untuk berfungsi.

Hampir 3,8 persen populasi di dunia mengalami depresi. Depresi berbeda dari fluktuasi suasana hati yang biasa dan respons emosional jangka pendek terhadap tantangan dalam kehidupan sehari-hari.

Apabila rerjadi berulang dnegan intensitas tinggi, depresi bisa menyebabkan kondisi kesehatan yang serius.

Selain menyebabkan penderitanya tidak bisa berfungsi dengan baik, depresi juga bisa memicu bunuh diri.

Baca juga: 18 Bahaya Anak Obesitas yang Harus Diperhatikan Orangtua

Terapi untuk mengelola depresi

Diagnosis depresi hanya bisa dikeluarkan oleh ahlinya. Sebelum diberi obat, dokter biasanya memberikan terapi khusus. Obat hanya diberikan jika depresi sudah dalam kondisi yang parah.

Beberapa jenis terapi yang biasa diberikan untuk pasien depresi, di antaranya:

1. Terapi bicara

Terapi bicara dilakukan dengan mendiskusikan masalah dan bagaimana perasaan Anda.

Terapis dapat membantu Anda mendeteksi pola pemikiran atau perilaku yang berkontribusi terhadap depresi Anda.

Saat sesi terapi, Anda mungkin diberi pekerjaan rumah, seperti melacak suasana hati Anda atau menulis di jurnal. Ini akan membantu Anda untuk melanjutkan perawata.

Terapis Anda juga dapat mengajari Anda latihan untuk mengurangi stres dan kecemasan serta membantu Anda memahami penyakit Anda.

Seorang terapis juga dapat membantu Anda membuat strategi untuk mengidentifikasi dan menghindari pemicu yang memperparah depresi Anda, termasuk mengembangkan mekanisme koping ketika Anda mengalami pemicu ini.

2. Terapi kognitif

Terapi kognitif bertujuan untuk menentukan pikiran dan emosi negatif yang memperburuk depresi.

Jenis terapi ini membantu orang mengidentifikasi pola pikir yang tidak membantu ini dan mengubahnya menjadi pola yang lebih produktif.

Biasanya, terapi kognitif bersifat jangka pendek dan berlangsung antara enam minggu hingga empat bulan.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Sakit Flu Saat Hamil Tanpa Bantuan Obat

3. Terapi perilaku

Terapi perilaku dilakukan untuk mengidentifikasi dan membantu mengubah perilaku yang berpotensi merusak diri sendiri atau tidak sehat.

Fokus perawatan seringkali pada masalah saat ini dan bagaimana mengubahnya.

Jenis terapi ini biasanya berfokus pada membantu pasien melakukan aktivitas yang akan meningkatkan perasaan sejahtera mereka.

4. Terapi perilaku kognitif

Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah jenis psikoterapi. Bentuk terapi ini memodifikasi pola pikir untuk mengubah suasana hati dan perilaku.

Ini didasarkan pada gagasan bahwa tindakan atau perasaan negatif adalah hasil dari keyakinan atau pikiran yang terdistorsi saat ini, bukan kekuatan bawah sadar dari masa lalu.

CBT adalah perpaduan antara terapi kognitif dan terapi perilaku. Terapi ini berfokus pada mengatasi pola pikir negatif dan perilaku yang berkontribusi terhadap depresi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau