KOMPAS.com - Beberapa orang mungkin memilih untuk berhenti berhubungan seks saat mereka karena beberapa kondisi, seperti kelelahan, menopause, kehamilan, hingga pemulihan pasca-persalinan.
Menyetop aktivitas seksual, termasuk berhubungan badan atau bercinta mungkin dapat memberi efek positif bagi beberapa orang.
Baca juga: Bolehkah Berhubungan Badan Saat Hamil Muda?
Namun, terlalu lama tidak berhubungan seks rupanya dapat memicu masalh kesehatan fisik dan mental, antara lain:
Agar lebih memahami masalah kesehatan akibat tidak berhubungan badan, simak penjelasan berikut.
Berikut beberapa gangguan kesehatan akibat berhenti berhubungan seks:
Beberapa wanita memilih berhenti atau mengurangi intensitas hubungan badan saat sudah memasuki masa menopause.
Padahal, wanita yang berhenti melakukan hubungan seksual berisiko mengalami masalah pada area vaginanya.
Dilansir dari WebMD, berhenti bercinta mengakibatkan vagina mengencang dan jaringannya pun menipis.
Kondisi ini akhirnya membuat vagina mudah terluka, robek, atau berdarah saat kembali berhubungan seks.
Baca juga: Amankah Penderita Gangguan Jantung Berhubungan Badan?
Karena itu, wanita yang sudah menopause sebaiknya tetap melakukan aktivitas seksual, baik melalui penetrasi maupun masturbasi.
Wanita paruh baya yang sudah menopause dapat menggunakan pelumas saat melakukan hubungan seksual untuk mengatasi kekeringan vagina.
Hubungan intim secara teratur disebut dapat meningkatkan sistem imun, sehingga membantu tubuh dalam melawan penyakit.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang bercinta 1-2 kali per minggu terbukti memiliki tingkat antibodi yaitu imunoglobulin A yang lebih tinggi dan berperan penting dalam sistem imun.
Jadi, orang yang berhenti berhubungan seks berisiko mudah terpapar penyakit, seperti flu karena kekebalan tubuh yang menurun.
Seks membantu tubuh dalam melepaskan hormon oksitosin dan endorfin yang memicu perasaan bahagia.
Karena itu, berhenti berhubungan badan dapat memicu seseorang mengalami stres berlebih atau gangguan kecemasan.
Tak jarang, orang yang berhenti berhubungan badan akan mengalami gangguan tidur.
Baca juga: Apa yang Dirasakan Penderita Kanker Prostat?
Sebagaimana diketahui, hubungan badan membuat pria berejakulasi dengan mengeluarkan air mani yang mengandung sperma.
Penelitian menunjukkan bahwa pria sebaiknya melakukan ejakulasi sebanyak 21 kali dalam sebulan. Pasalnya, jarang ejakulasi dapat memicu peningkatan risiko kanker prostat pada pria.
Namun, berhubungan seks terlalu sering juga dapat mengakibatkan pria mengalami masalah di organ intimnya, seperti balanitis atau peradangan pada kepala penis.
Berhenti berhubungan badan dapat memicu gangguan kesehatan, mulai dari vagina mengencang hingga risiko kanker prostat.
Seorang dengan kondisi yang mengharuskan untuk berhenti berhubungan seks sebaiknya menghubungi dokter. Hal itu demi mendapat saran terbaik agar terhindar dari gangguan kesehatan akibat menyetop aktivitas seksual.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.