Saat anak makan, kita perlu membiasakan ia untuk fokus pada makanan di meja makan.
Kita perlu menghindari kebiasaan anak makan sambil bermain gawai atau menonton tv.
Kegiatan lain selain makan itu bisa mengganggu sinyal rasa kenyangnya. Ia bisa tidak mau makan dan memilih bermain, yang pada akhirnya memicu ia untuk banyak makan camilan saja di luar jam makan utama.
Baca juga: 7 Penyebab Anak Obesitas, Gaya Hidup Jadi Faktor Utama
Penting untuk orangtua memperhatikan porsi makan/minum anak agar tidak mengganggu sistem pencernaan dan sinyal rasa kenyangnya.
Kebiasaan memberi makan anak dengan porsi kebanyakan harus dihindari karena bisa memicu obesitas pada anak.
Anak-anak tidak membutuhkan makanan sebanyak orang dewasa. Ukuran porsi mereka harus lebih kecil.
Kita juga perlu membatasi anak minum minuman manis sebagai cara mencegah obesitas pada anak.
Minuman manis biasanya tinggi kalori, tetapi rendah nutrisi. Ini membuat anak cepat kenyang, sehingga sulit untuk makan makanan yang dibutuhkan untuk kesehatannya.
Minuman manis ini bisa, seperti es teh manis, jus buah dengan tambahan gula, soda, dan semacamnya.
Orangtua perlu mengenalkan anak kebiasaan minum air putih dan minuman sehat lain, seperti susu atau sari buah tanpa pemanis tambahan.
Baca juga: Obesitas pada Anak yang Orangtua Harus Tahu: Tanda-tanda dan Penyebab
Anak perlu aktif bergerak untuk membakar kalori serta memperkuat tulang dan otot.
Aktivitas fisik juga membantu anak meningkatkan mood dan energi, juga mengelola waktu tidur yang berkualitas.
Para ahli merekomendasikan agar anak-anak melakukan aktivitas fisik yang cukup intens antara 150-300 menit per minggu.
Aktivitas fisik untuk mencegah obesitas pada anak ini bisa bermacam bentuknya, seperti lompat tali, bermain bola, jalan-jalan di sekitar lingkungan rumah, bersepeda, atau membereskan mainannya.
Terlalu banyak menonton tv dan memegang gawai (seperti bermain games, melihat media sosial, menonton video) bisa membuat anak malas bergerak.