KOMPAS.com - Emotional eating adalah keinginan untuk makan, baik secara sadar dan tidak sadar, ketika muncul perasaan tertentu, termasuk sedih, kecewa, marah, atau hanya bosan.
Kondisi ini membuat seseorang tidak bisa mengontrol keinginannya untuk makan sehingga akan mengalami efek samping tertentu untuk kesehatan, seperti obesitas.
Untuk itu, ketahui apa itu emotional eating, penyebab, dan cara mengatasinya berikut ini.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Sugar Craving, Penyebab, dan Cara Menghindarinya
Dilansir dari Cleveland Clinic, emotional eating adalah salah satu mekanisme pertahanan diri dari perasaan tertentu yang muncul dengan cara makan.
Keinginan untuk makan ini adalah suatu usaha yang dilakukan untuk melarikan diri, mematikan perasaan, mengganti, atau melipatgandakan perasaan yang muncul.
Beragam kondisi seperti stres, kecewa, atau cemas akan memicu produksi hormon kortisol di dalam tubuh, sehingga muncul dorongan untuk makan makanan yang manis, berlemak, atau asin, sebagai bentuk pertahanan diri.
Jadi, makan tidak dilakukan karena lapar, tetapi karena adanya emosi tertentu yang dirasakan.
Selain itu, makan juga dianggap sebagai suatu penyemangat sehingga banyak orang yang mencari kenyamanan dari makanan.
Baca juga: 6 Penyebab Sugar Craving, Keinginan untuk Makan yang Manis-manis
Disarikan dari Cleveland Clinic, ada beberapa penyebab emotional eating, seperti:
Makan bisa mengalihkan perhatian terhadap perasaan yang muncul, namun efeknya hanya sementara dan justru akan menyebabkan masalah kesehatan tertentu.
Baca juga: 15 Efek Buruk Stres untuk Kesehatan dan Cara Mencegahnya
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.